Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengisi Kemerdekaan dengan Bercocok Tanam

17 Agustus 2022   16:03 Diperbarui: 2 Januari 2023   12:32 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu saya berkeinginan memiliki banyak tanaman di halaman rumah. Tak hanya bunga, tapi tanaman sayuran juga. Hitung-hitung menghemat pengeluaran belanja kebutuhan dapur. Namun keinginan  hanya tetap menjadi keinginan saja jika tanpa aksi nyata untuk mewujudkannya. Itulah yang saya alami. Hingga waktu mempertemukan saya dengan seseorang. Seseorang yang kini saya cintai dan sayangi. Sebut saja Mr. Bawel. Berkat ilmu dan pengarahannya, saya mencoba untuk mulai menanam beberapa tanaman.

Tanaman pertama yang saya tanam adalah cabai. Saya mengambil cabai dari dapur, lalu saya pisahkan bijinya terlebih dahulu, kemudian menjemurnya. Esok harinya saya sebar biji-biji itu pada sebuah pot bekas dan limbah plastik minyak goreng. Atas saran Mr. Bawel, Saya mencoba memanfaatkan sesuatu yang ada. Respon pertama yang saya dapat dari keluarga adalah tatapan dengan sebelah mata. Bahkan tak hanya itu, semua tak percaya jika apa yang saya lakukan akan membuahkan hasil.

Seiring berjalannya waktu, saya mencoba menekuni kegemaran baru ini. Selain cabai, ada bawang merah yang turut saya tanam. Setiap pagi sebelum berangkat bekerja, saya selalu menyiraminya. Kecuali jika sehabis hujan, saya hanya mengecek pertumbuhannya. Akhirnya seluruh keluarga mulai percaya bahwa kegemaran baru saya ini tak main-main. Disisi lain, mendapat dukungan dari orang terkasihlah yang membuat saya terus semangat menanam. Bahkan dia dengan suka rela turut membelikan benih kangkung. Beberapa biji saya tanam di halaman menggunakan botol minuman bekas, sebagian lainnya saya minta tolong paman untuk menanamnya di sawah. Pada suatu waktu kangkung yang telah saatnya dipanen, dipotong ibu untuk dijadikan sayur.

Hari ini saya sedang libur bekerja. Karena bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77. Pagi tadi saya sengaja menggoda bapak dan ibu yang tengah bersantai diteras. Saya mengatakan bahwa setelah semua pekerjaan rumah selesai, saya bermaksud akan menanam lagi. Saya pikir mereka akan menghiraukannya, tapi kenyataannya mereka saling mengambil peran. Sangat antusias. Bapak pergi meminta sekam padi pada seorang tetangga, ibu pergi membeli beberapa benih di desa sebelah, dan saya mendapat jatah mengambil tanah di belakang rumah.

Di saat teman-teman tengah mengikuti perlombaan atau kegiatan lainnya untuk memperingati hari kemerdekaan, saya memilih menghabiskan hari ini untuk bercocok tanam bersama keluarga. Tak hanya bapak dan ibu. Paman dan nenek juga turut membantu. Bahkan ibu rt dilingkungan saya, ikut membantu memindahkan tanaman cabai dari pot ke polybag. Karena sebelumnya pot yang saya gunakan berukuran kecil. Tak hanya bu rt, tetangga samping kanan kiri rumah ikut menyaksikan seraya berkomentar,
"Wah bisa hemat ini. Kalau panen tak perlu beli ke warung."

Begitulah hal sederhana yang tercipta di lingkungan keluarga saya hari ini. Bersama-sama bergotong royong menanam sayuran pada lahan yang tak begitu luas. Saya menggunakan polybag dan media yang didapat dari lingkungan sendiri. Bahkan ada yang secara sadar meminta kepada tetangga. Karena menurut saya mengisi kemerdekaan tak melulu soal perlombaan. Ada banyak hal lain yang dapat dilakukan untuk merefleksikan makna "merdeka" yang sesungguhnya. Merdeka secara pemikiran, tingkah laku, dan ucapan. Selamat memperingati hari kemerdekaan. Dirgahayu Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun