Mohon tunggu...
Inamul Hasan
Inamul Hasan Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi

Santri | Mahasiswa | Researcher | Traveler | Peresensi | Coffee Addict | Interested on History and Classical Novels

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Andai Aku Jadi Faldo Maldini

27 November 2019   09:23 Diperbarui: 27 November 2019   15:57 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Twitter @FaldoMaldini

Pada akhirnya, aku berpikir bahwa Bung Hatta dan kawan-kawannya berada pada zaman politik perjuangan. Sedangkan aku berada pada zaman politik kekuasaan.

Aku memang sedikit kecewa atas keputusan Pak Prabowo yang bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi. Sahabat-sahabatku seperti Bang Dahnil juga turut ikut serta ke dalam pemerintahan secara tidak langsung. Padahal sebelumnya kita berjuang bersama-sama dalam 'Koalisi Adil-Makmur'.

Aku berharap, orang seperti Bang Dahnil dapat menemaniku di luar pemerintahan. Kita akan terus mengkritik kebijakan pemerintah untuk 5 tahun ke depan.

Aku tau, Bang Dahnil adalah seorang dosen kebijakan publik. Untuk itu, aku berharap ia lebih kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah. Padahal sebelumnya, aku mau berjuang bersamanya karena melihat sikap idealis seorang Bang Dahnil.

Tapi, apa mau dikata. Bang Dahnil seolah-olah sudah nyaman menjadi juru bicara Mentri Pertahanan. Sedangkan aku tidak dapat apa-apa. Kata orang, "kalau sudah menjadi politikus sulit akan keluar". Makanya, aku akan merasa terus (haus) berharap untuk mendapatkan kekuasaan dengan alasan 'Demi Bangsa Indonesia'.

Sudahlah, aku sudah mendapatkan partai baru yang akan mengusungku maju sebagai Sumbar-1, yaitu PSI. Ini adalah tantangan bagiku untuk maju dari partai yang sering disebut 'anti perda syariah'. Padahal, masyarakat Sumbar sangat menginginkan akan hadirnya perda syariah. Sebuah tantangan yang sulit, bro!

Kapal baruku sudah ada. Tetapi, aku harus terus berjuang untuk mendapatkan dukungan. Tidak sedikit orang yang memberikan sokongan 'dana' agar aku dapat dilirik oleh politisi senior yang ada di Sumbar.

Tetapi tetap saja, kapalku 'tirih' dan agak (banyak) berlobang. Kursi DPRD Sumbar tidak ada dari PSI. Aku berharap, setidaknya aku dilirik untuk dapat menduduki kursi Sumbar-2, semoga saja.

Aku kira jalanku ini salah. Seharusnya aku mengikuti jalan temanku dr. Gamal Albinsaid dengan 'Indonesia Medika'-nya. Kita juga sama-sama berjuang dengan idealisme yang kita miliki di 'Koalisi Adil-Makmur' sebagai jubir pada waktu itu.

Sebagai seorang alumni 'magister fisika' luar negeri, seharusnya aku memberikan sedikit kontribusi yang tampak bagi masyarakat Sumbar terlebih dahulu, fokus di LSM atau bimbel atau apalah namanya yang dapat menaikkan reputasiku untuk maju di 2024/2025.

Toh, aku juga punya PulangKampuang.com yang telah dirintis sejak 2015 lalu. Entah kenapa saya tertarik dengan kursi Sumbar-1 saat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun