Mohon tunggu...
Yantul
Yantul Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Pecinta Diksi Manis, yang melariskan garis-garis makna yang kian merana. UMM'18 Karya: https://www.wattpad.com/story/231921991-aku-dan-sepucuk-kisahmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ilustrasi Buku Ajar, Estetik atau Eksentrik?

28 Mei 2020   10:00 Diperbarui: 28 Mei 2020   10:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Buku ajar menurut Dikti dalam websitenya memiliki pengertian sebagai buku pegangan untuk suatu mata pelajaran yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah-kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi dan disebar luaskan. Dari pengertian di atas bisa kita tarik benang merah bahwa buku ajar adalah setiap buku yang memiliki keterkaitan dengan suatu mata pelajaran yang dirancang khusus oleh pakar dalam bidang tersebut dan haruslah memenuhi kaidah buku-buku teks.

Buku ajar memang salah satu motor penting dalam menunjang kesempurnaan proses pembelajaran. Tentu, sebab memang buku ajar dirancang untuk meningkatkan intelektualitas siswa. Selain itu buku ajar diberi amanah untuk meningkatkan gairah siswa untuk membaca dan menciptakan budaya literasi yang saat ini sudah mulai pudar dari dunia pendidikan Indonesia. 

Tidak heran para penerbit dengan segala usahanya menerbitkan buku ajar dengan corak ilustrasi yang satu sama lain saling bersaing. Itu adalaha pertanda baik karena memang sejatinya ilustrasi berfungsi sebagai salah satu instrumen pembantu agar pembaca memahami konteks materi. Namun demikian timbullah sesuatu yang patut kita diskusikan. Apakah desain buku ajar itu estetik atau malah eksentrik?

Penulis pernah menganalisis satu buku ajar terkait mata pelajaran SKI tingkat SLTA. Tidak hanya itu, penulis juga sempat menganalisis buku ajar mata pelajaran fiqih SLTP. Penulis banyak mendapati hal-hal yang menarik bila diangkat dalam sebuah deretan diksi yang menciptakan opini pikiran. Tercipta sesuatu yang estetik tapi juga eksentrik di waktu yang bersamaan. Katakanlah desain buku ajar memang sangat mempengaruhi pergulatan pemahaman intelektual siswa yang sedang membacanya.

  Pada dasarnya, Ilustrasi buku ajar ditujukan untuk menarik simpati pembaca agar pembaca tidak mudah dirundung kebosanan yang mengakibatkan filtrasi atas materi yang dibacanya terhambat dan memvisualisasikan makna yang tidak bisa dituangkan dalam kalimat. Dengan Ilustrasi yang menarik, diharapkan pembaca mampu menciptakan atmosfer belajar yang nyaman sehingga penyerapan informasi atas materi yang sedang dibacanya sempurna dipahami. Begitulah esensi tujuan Ilustrasi buku ajar. 

Namun pada realitas yang ada, masih terdapat buku ajar dengan segala corak Ilustrasinya yang malah membuat nilai esensi tujuannya terkelupas. Menciptakan masalah baru atas tujuan yang hendak dicapainya itu.

Dalam buku Children’s Book Illustration yang ditulis oleh Jill Bosert, bahwa buku mampu mengembangkan kemampuan berimajinasi, berperilaku dan berpikir terhadap kemampuan anak. Dari premis ini kita bisa ambil kesimpulan bahwa Ilustrasi tidak kalah pentingnya dengan subtansi-substansi yang ada di dalam materi ajar tersebut, terlebih memang Ilustrasi adalah bagian yang cukup penting dalam buku ajar di masa sekarang. Apabila Ilustrasi yang disajikan memiliki unsur yang membangun karakter pada anak, maka bisa dipastikan Ilustrasi memiliki kedudukan yang urgen dalam masalah pembentukan karakter.

Ilustrasi buku dikatakan Estetik apabila Ilustrasi tersebut menyulut gairah pembaca untuk lebih nyaman dan terhindar dari kebosanan. Tidak hanya itu, Ilustrasi yang esteik adalah Ilustrasi yang memiliki kesesuaian dengan konteks materi dan jenjang usia, sehingga pembaca mampu menyerap materi lebih dalam karena Ilustrasi yang cukup untuk mendeskripsikan materi tersebut. 

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Ilustrasi berupa gambar mampu mengungkapkan sejuta makna yang mungkin tidak mampu diungkapkan oleh deretan diksi. Namun sayangnya dewasa ini banyak nuku ajar yang kurang memperhatikan Ilustrasi, dan tidak jarang Ilustrasi tersebut menjadi Eksentrik sehingga menimbilkan kebingungan bagi pembaca dan yang lebih parah menurunkan gairah membaca.

Ilustrasi dikatakan Eksentrik apabila Ilustrasi tersebut terkesan asal-asalan, tidak memiliki keindahan dan tidak sesuai dengan konteks materi yang dipaparkan. Tidak sedikit buku ajar yang Ilustrasinya terkesan Eksentrik dan asal-asalan, yang justru membuat pembaca yang notabennya siswa enggan dan malas untuk membaca. Penulis pernah menemukan keesentrikan Ilustrasi tersebut pada buku terbitan KEMENDIKBUD dengan ISBN 978-979-1274-95-1. 

Di mana pada buku PAI untuk jenjang SLTP kelas 8 ini memiliki Ilustrasi yang terkesan Asal-asalan dan aneh. Dalam hasil analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap ilustrasi buku tersebut, banyak dijumpai Ilustrasi yang tidak sesuai dengan topik materi yang disajikan. Selain itu ilustrasi dalam buku tersebut sangat tidak cocok dengan jenjang usianya siswa kelas 8 SMP, di mana pada ilustrasinya menggunakan gambar cartoon yang justru terkesan kekanak-kanakan. Ini adalah fenomena keeksentrikan ilustrasi buku ajar. Siswa cukup tidak di buat nyaman dengan ini, sebab memang ilustrasi buku ini lebih cocok pada jenjang Sekolah Dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun