Mohon tunggu...
Ina Barina
Ina Barina Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Terimakasih sudah membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Kebangkitan Nasional, Bergerak sebagai Sebuah Bangsa!

20 Mei 2021   09:09 Diperbarui: 20 Mei 2021   09:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari kebangkitan nasional diperingati sebagai bentuk momentum peringatan atas perjuangan organisasi Budi Utomo pada masa lalu. Budi Utomo mampu membakar semangat berbagai organisasi kedaerahan untuk menjadi satu kesatuan dan bergerak melawan ketertindasan sebagai sebuah bangsa. Perjuangan yang sungguh luar biasa!

Setiap tahun diperingati, membuat masyarakat semakin menyadari pentingnya sebuah kesatuan dalam sebuah bangsa. Bersatu dan mengepakkan sayap Indonesia merupakan salah satu upaya kita dalam menjadi bangsa yang hebat, bangsa yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Namun, apa benar realitanya saat ini sesuai dengan apa yang telah diperjuangkan mati-matian oleh para pahlawan kita?

Dulu, penjajahan dan upaya untuk merdeka menjadi dua hal yang mampu mendorong seluruh elemen untuk bergerak bersama sebagai sebuah bangsa. Kenyataannya, saat ini pergerakan bangsa justru meleburkan segala rasa merdeka dalam kehidupan masyarakat. 

Merdeka adalah tentang bebas, merdeka adalah tentang berdiri diatas kaki sendiri dan mengepakkan sayap terhadap berbagai asas-asas kebebasan ataupun keadilan menuju masyarakat sejahtera. Tetapi semakin berjalannya era saat ini, apa yang diagung-agungkan sebagai sebuah bangsa terasa mulai runtuh.

Merdeka memang ada ditangan bangsa kita, tetapi tidak dengan rakyatnya. Terlepas dari jeratan penjajahan negara lain, rakyat justru tertindas oleh segala gerak-gerik para pemilik singgasana negeri ini. Mereka yang memegang kendali atas apa yang katanya untuk menjaga stabilitas bangsa, yang tak berpikir panjang untuk membakar habis segala bentuk bunga api yang mekar. Seolah kebebasan rakyat adalah kerikil yang harus disingkirkan dalam jalan menuju hal-hal yang ingin dicapai.

Dunia mungkin dibuat terkesima dengan selimut kesejahteraan ratusan juta rakyat yang tersebar di ribuan pulau. Tetapi apa yang ada didalam adalah tentang dipaksanya rakyat untuk tunduk terhadap kuasa singgasana dan kebebasan yang dibiarkan semu. Kita para rakyat haruslah mampu untuk lebih berani lagi, mendongakkan kepala kita dan menyemukan singgasana yang sudah selayaknya menjadi milik kita, para pion demokrasi.

Coretan ini bukanlah tentang sebuah kebencian pada para pemilik singgasana, apalagi menghujat bangsa yang telah menjadi payung bagi kita para rakyat. Coretan ini adalah tentang menyirami kembali bunga-bunga api yang sedang layu dan tenggelam dalam segala rasa tidak percayanya. Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh! Kita rakyat yang haruslah merdeka!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun