Mohon tunggu...
Irenna M
Irenna M Mohon Tunggu... Penulis - human

master none

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Renata Berhenti Mencari

28 September 2022   17:00 Diperbarui: 28 September 2022   17:06 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minggu lalu aku datang ke pesta pernikahan teman baikku. Pria nakal yang suka keluar masuk ruang BK saat SMA itu menikah dengan seorang yang tak terduga. Gin menikah dengan Sari, siswi menyebalkan karena sering mengadu pada guru.

Aku terpingkal mendengar Gin telah berpacaran, lalu hampir hilang akal ketika mendengar mereka akan segera menikah.

Aku menertawakan betapa hidup adalah sebuah misteri. Siapa sangka musuh bebuyutan itu kini resmi jadi suami istri? Kurasa tidak ada satu penghuni sekolah menyangka.

Di malam hari waktu lembur. Di saat seluruh penghuni kantor sudah pulang ke rumah, tiba-tiba saja aku termenung kembali mengingat seseorang.

Sebulan lalu, aku bertanya pada Gin, apa alasan yang membuat lo yakin menikah?

Karena selama ini, Sari adalah rumah yang gue cari.

Mulutku bahkan sedikit menganga mendengar jawaban paling serius dari mulut Gin. Padahal aku tahu pasti, mereka lebih sering bertengkar. Setiap hari atau mungkin setiap minggu, pertengkaran itu pasti terjadi. Terjadi karena apa saja. Entah karena kurang komunikasi, kesibukan pekerjaan, dan perbedaan pandangan terhadap sesuatu.

Gin sering murung bila mereka bertengkar. Ia bahkan tidak segan untuk memaki siapa saja yang berani mengadu pada Sari ketika ia pergi berpesta untuk sekadar melepas penat.

Tak jarang aku juga ikut berbohong. Hati nuraniku bilang tidak, tetapi pertemanan kami membuat aku mampu melakukan demikian.

Pada akhirnya, Gin akan tetap lebih dahulu mencari Sari. Gadis itu seolah rumah. Seberapa jauh pun Gin pergi, dia akan kembali.

Menjalin hubungan itu sulit. Aku tidak asal bicara karena pernah mengalaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun