Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Apa? Ternyata Selama Ini Aku Tidur Bersama Tupperware?!

22 April 2025   19:45 Diperbarui: 22 April 2025   19:45 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DUa botol tupperware yang selama ini menemani  (Sumber: Dokpri)

Saya tidak menyangka bahwa pernikahan kami yang hampir dua dekade ini menyimpan satu rahasia kecil yang begitu mengejutkan. Bukan tentang tabungan rahasia istri atau kenangan masa lalu yang belum sempat dikisahkan. Melainkan tentang sebuah botol. Bahkan dua.

Ceritanya bermula ketika saya iseng bertanya kepada istri, “Kita punya produk Tupperware nggak, sih?”

Pertanyaan itu keluar spontan, setelah saya membaca satu artikel di harian lama tentang bagaimana produk Tupperware dulu jadi simbol kelas menengah baru Indonesia pasca-Orde Baru (lihat: Kompas, 17 Februari 2015, “Tupperware dan Memori Kelas Menengah”).

Istri menoleh pelan, seperti hendak memastikan: ini suaminya nanya serius atau lagi ngelawak.

Lho, itu dua botol di samping tempat tidur tiap malam mas minum airnya itu... itu Tupperware.”

Saya terdiam.

Sudah bertahun-tahun saya minum dari botol biru dongker dan hijau terang itu. Kadang sebelum tidur, kadang saat bangun tidur, kadang cuma iseng nyeruput air karena merasa haus padahal cuma lapar perhatian.

Dan ternyata itu Tupperware?

Refleksi datang seperti tamparan pelan di pipi yang belum cuci muka.

Selama ini saya pikir Tupperware hanya hidup di dapur. Di rak sebelah rice cooker, di lemari penyimpan makanan kering, atau di tempat camilan yang jarang disentuh karena isinya selalu kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun