Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bukber dengan Bapak dan Ibu Guru SD: Menghidupkan Kembali Nilai Hormat di Desa

16 Maret 2025   16:15 Diperbarui: 16 Maret 2025   16:34 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama enam tahun terakhir, kami berusaha mempertahankan sebuah tradisi kecil. Setiap Ramadhan, alumni SD angkatan kami mengadakan buka puasa bersama dengan para guru yang pernah mengajar kami. Acara ini berlangsung di rumah salah satu alumni, di sekolah lama kami, atau di kediaman para guru.

Tidak ada yang lebih hangat daripada melihat kembali sosok-sosok yang pernah mengajari kami mengeja, berhitung, dan mengenal dunia. Guru-guru kami Pak Zul, Pak Sihab, Bu Min, Pak Saleh, dan yang lain yang kebanyakan sudah meninggal adalah tokoh yang tidak asing di desa. Nama mereka melekat dalam ingatan setiap generasi yang pernah belajar di sekolah dasar kami.

Mereka bukan hanya pengajar di kelas, tetapi juga pembimbing di luar sekolah. Di desa, guru adalah panutan, orang tua kedua yang mengajarkan lebih dari sekadar mata pelajaran. Mereka menanamkan adab, mengajarkan disiplin, dan memberi contoh dalam bertutur kata kepada para siswa mereka.

Dalam bukunya Guru dan Perubahan Sosial (Samsul Arifin, 2019), disebutkan bahwa guru di lingkungan desa tidak hanya berperan dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam kehidupan sosial masyarakat. Guru adalah figur yang dihormati, tempat bertanya dalam berbagai hal, termasuk persoalan kehidupan sehari-hari.

Buka puasa bersama ini merupakan bentuk sederhana penghormatan kami kepada mereka. Kami ingin menunjukkan bahwa ilmu yang mereka tanamkan masih membekas dalam diri kami. Kami masih mengingat mereka dengan rasa terima kasih yang mendalam, meskipun waktu telah berjalan dan kehidupan kami mulai berubah.

Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat senyum para guru saat mereka duduk bersama kami. Usia mereka mungkin sudah bertambah, beberapa telah pensiun, tetapi kenangan bersama mereka tetap hidup. Suasana kekeluargaan dalam acara ini selalu membawa kami pada nostalgia masa kecil.

Di antara suapan makanan, mereka bercerita tentang masa lalu, tentang kenakalan kami di kelas, dan bagaimana mereka dulu mengatur kami yang sering gaduh. Terkadang, mereka bercanda menanyakan siapa di antara kami yang paling sering dihukum berdiri di depan kelas karena ulahnya.

Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan alumni dengan para guru, tetapi juga antarwarga desa. Di desa, acara seperti ini menjadi ajang temu kangen. Buka puasa bersama bukan sekadar soal makanan, tetapi juga tentang membangun kembali tali silaturahmi yang mungkin mulai longgar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dimuat dalam Jurnal Pendidikan dan Sosial (Nugraha, 2021), yang menyebutkan bahwa kebersamaan dalam tradisi seperti ini mampu memperkuat kohesi sosial di masyarakat pedesaan. Ikatan yang terjalin dalam momen sederhana ini memberikan dampak yang lebih luas.

Beberapa guru kami masih mengabdi di madrasah swasta, sementara sebagian lainnya sudah menikmati masa pensiun. Ada yang tetap aktif di masyarakat, menjadi pengurus organisasi guru. Ada juga yang kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, menikmati hasil jerih payah mereka di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun