Mata saya tertumbuk pada tumpukan durian di meja berbuka. Aroma khasnya menyelinap di antara hidangan lain, menggoda setiap orang yang duduk di sekeliling. Namun, ada yang ganjil malam itu. Seorang teman yang dulu paling doyan durian hanya menatapnya tanpa menyentuh.
“Lagi nggak enak badan?” tanya saya pelan. Ia tersenyum, lalu menggeleng. “Udah nggak bisa makan ini lagi,” katanya dengan nada pasrah. Beberapa waktu lalu, ia memang sempat jatuh sakit cukup lama. Hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darahnya tinggi. Sejak itu, pola makannya berubah drastis. Durian, yang dulu menjadi favoritnya, kini hanya bisa ia pandangi dari kejauhan.
Saya jadi bertanya-tanya, apakah benar penderita diabetes harus menghindari durian sama sekali? Atau masih ada cara agar tetap bisa menikmatinya tanpa risiko berbahaya?
Durian, si raja buah, selalu menjadi primadona saat bulan Ramadan. Aromanya yang khas dan rasanya yang manis legit membuatnya kerap menjadi pilihan untuk berbuka puasa. Namun, di balik kenikmatannya, durian menyimpan tantangan tersendiri, terutama bagi penderita diabetes.
Diabetes memang mengharuskan penderitanya untuk lebih bijak dalam memilih makanan, terutama yang mengandung gula tinggi. Durian, meskipun lezat, mengandung gula alami yang cukup tinggi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Functional Foods, durian memiliki indeks glikemik (IG) yang moderat, tetapi kandungan gulanya bisa mencapai 20-30 gram per 100 gram buah (Leontowicz et al., 2011). Bagi penderita diabetes, konsumsi durian dalam jumlah besar bisa menyebabkan lonjakan gula darah yang berbahaya.
Namun, bukan berarti penderita diabetes sama sekali tidak boleh menikmati durian. Kuncinya adalah moderasi. Sebuah studi dalam Nutrition Research menyebutkan bahwa konsumsi durian dalam porsi kecil, sekitar 1-2 biji, masih bisa ditoleransi oleh penderita diabetes asalkan diimbangi dengan pola makan seimbang dan pemantauan gula darah yang ketat (Charoenkiatkul et al., 2016). Ini berarti, durian bisa tetap menjadi bagian dari menu berbuka, asalkan dikonsumsi dengan hati-hati.
Selain kandungan gula, durian juga dikenal tinggi kalori. Satu biji durian bisa mengandung sekitar 54-60 kalori. Bagi penderita diabetes yang seringkali juga harus menjaga berat badan, konsumsi durian berlebihan bisa memicu penambahan berat badan. Padahal, obesitas adalah salah satu faktor risiko utama yang memperburuk kondisi diabetes. Oleh karena itu, penting untuk membatasi porsi durian dan mengimbanginya dengan makanan rendah kalori seperti sayuran dan protein.
Tidak hanya itu, durian juga mengandung serat yang cukup tinggi. Serat memang baik untuk pencernaan, tetapi bagi sebagian orang, terutama yang memiliki masalah pencernaan, konsumsi durian berlebihan bisa menyebabkan perut kembung atau bahkan diare. Hal ini perlu diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes yang seringkali juga memiliki masalah pencernaan akibat komplikasi penyakitnya.
Interaksi durian dengan obat-obatan juga menjadi pertimbangan penting. Durian mengandung senyawa seperti sulfur dan alkohol alami yang bisa berinteraksi dengan obat diabetes atau obat darah tinggi.