Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Membaca Jack Ma

1 Maret 2020   01:24 Diperbarui: 1 Maret 2020   01:56 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Jack MA sang miliuner dunia. dokpri

Masa depan adalah milik mereka yang mempersiapkan diri. Kesuksesan adalah milik mereka yang tak kenal kata menyerah dan putus asa. Mereka yang sukses adalah mereka yang selalu fokus pada tujuan, berani mengambil resiko, serta tak mudah dikoyak kegagalan. Mereka yang sukses adalah mereka yang menjadikan setiap kegagalan sebagai cambuk kehidupan untuk terus bangkit.

Setidaknya itulah sedikit gambaran tentang sosok Jack Ma, salah satu manusia terkaya di kolong langit. Saya menemukan kisah-kisah unik dari tokoh ini saat membaca biografi singkatnya dalam buku Jack Ma Sang Miliuner yang ditulis Eko Siswanto. Saya tertarik membaca titik balik atau the turning point, bagaimana tokoh yang tadinya adalah orang biasa, kelak menjadi pendiri satu perusahaan e-commerce terbesar dalam sejarah Tiongkok.

Marilah kita belajar dari kehidupan Jack Ma. Kisahnya sungguh menarik. Dia terlahir dengan nama Ma Yuan, di daerah Hangzhou, Provinsi Zhejiang. Ayahnya hanya seorang fotografer dan pendongeng tradisional di Tiongkok, sedang ibunya bekerja sebagai buruh pabrik.

Dia menjalani masa kecil yang berat. Ia juga berkali-kali ditolak saat hendak melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Ma bukanlah seseorang yang unggul dalam banyak hal. Satu-satunya kemampuan yang ia miliki hanyalah bahasa Inggris. Dalam satu wawancara ia mengatakan, pemahamannya terhadap bahasa Inggris membantunya memahami dunia luar.

Dia pernah menjadi guru bahasa Inggris setelah lulus dari Hangzhou Teacher's College tahun 1988. Gajinya tergolong kecil. Ia menjadi dosen yang miskin. Ia kemudian mencoba peruntungan dengan  mencari pekerjaan baru yang lebih layak. Ia lalu melamar di banyak perusahaan. Sayang, semua lamarannya ditolak. Ia juga pernah melamar di KFC saat pertama kali membuka cabang di Hangzhou. Dari 24 pelamar, 23 orang diterima kecuali satu orang; Jack Ma.

Tekad pria kurus itu memang tak mudah diruntuhkan. Penolakan demi penolakan justru membuatnya semakin percaya diri untuk membangun bisnis sendiri. Di tahun 1994, ia membuka semacam agensi penerjemah bahasa asing. Itulah bisnis pertama yang ia jalankan. Sayang, bisnis itu tak berlangsung lama karena tak memberi banyak keuntungan.

Titik balik hidupnya bermula saat Jack Ma pergi ke Seattle, Amerika Serikat di tahun 1995. Di sana, untuk pertama kalinya ia berkenalan dengan internet. Di negeri Paman Sam itu, ia bertemu dengan Stuart Trusty, pendiri salah satu perusahaan konsultan bernama Virtual Broadcast Network yang dengan senang hati menjelaskan kecanggihan internet pada Jack Ma.

Sekembali dari Amerika, ia lalu mendirikan perusahaan dengan spesialisasi di bidang internet. Ia membuat situs web, sebuah layanan online directory yang berisi daftar nomor telepon dan identitas perusahaan seluruh Tiongkok yang siap dipromosikan ke dalam dan luar negeri. Perusahaan itu dikenal dengan nama China Pages.

Lagi-lagi Jack Ma harus menelan pill pahit. Tekadnya untuk membesarkan Cina Pages kembali kandas. Hilir mudik ia mendatangi kantor pemerintah di Beijing demi mendapatkan dukungan dan bantuan. Namun la tetap ditolak. Perusahaan yang hendak dibangun Ma dinilai belum layak go online. Hal ini membuat China Pages kekurangan dana. Ma tidak bisa menggaji karyawannya. Sebagai solusi, ia kemudian melepas China Pages kepada pemerintah.

Setelah gagal membesarkan China Pages, Ma tak juga kapok. Ia memutuskan untuk kembali ke Guangzhou pada tahun 1999, setelah lama menetap di Beijing. Waktu itu, demam internet sedang menggurita di Amerika Serikat. eBay dan Amazon muncul sebagai perusahaan marketplace dengan valuasi terbesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun