Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Usai Menonton Film "Joker"

13 Oktober 2019   06:56 Diperbarui: 13 Oktober 2019   07:59 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Warner Bros

Yang menarik adalah, film ini tak hanya mengangkat potret hidup seorang Arthur Fleck, tapi juga berusaha menggambarkan fenomena sosial Gotham City secara keseluruhan. 

Kota ini menyajikan satu fenomena kesenjangan sosial yang sangat kontras. Gotham, di era 1980-an adalah kota yang mencapai titik kronis, penuh ketimpangan, kejahatan, dan kemarahan.

Bagi sebagian besar penduduk Gotham, kasus pembunuhan 3 pemuda di kereta yang dilakukan seorang badut bukanlah kasus yang harus diberi sanksi hukum. 

Malah, tragedi itu dimaknai sebagai bentuk perlawanan kaum marginal kota yang disimbolkan oleh seorang badut, terhadap kaum elit yang selama ini mengendalikan semua aset.

Aksi penembakan yang dilakukan badut itu dibicarakan seisi kota. Ia diberitakan semua media lalu menjadi viral. Ia serupa api yang dengan cepat membakar ilalang kesadaran kaum marginal Gotham City. Penembakan itu lalu menjadi pemicu aksi demonstrasi dimana-mana.

Saya menyukai akting Joaquin Phoenix dalam film ini. Ia nyaris memainkan semua adegan sulit dengan sempurna. Ia berusaha menirukan cara tertawa Arthur Fleck. Bahkan dalam satu media, Jaoquin Phoenix diberitakan rela menurunkan berat badannya demi tampil maksimal.

Di film ini, sosok Arthur sangatlah kurus. Tulang-tulangnya terlihat saat dia tidak memakai baju. Mukanya pucat dan penuh beban. Meski demikian, dia tetap terlihat luwes ketika menari. Arthur punya gaya berjalan yang khas, caranya merokok bahkan berlari pun sangat pas untuk sosok Joker.

Penampilan ini tidak bisa dibandingkan dengan sosok Joker yang ditampilkan Heath Ledger dalam The Dark Knight karena jelas berbeda. Joker versi Joaquin ini adalah Joker yang belum pernah diperlihatkan di layar lebar. Dia adalah sosok yang sakit, penuh derita, dan berusaha bertahan hidup.

Cerita yang dibuat Todd Phillips dan Scott Silver ini merangkum momen krusial dalam kehidupan Arthur. Beberapa fase kehidupannya digambarkan dengan dramatis, dan membuat trenyuh. 

Plot tentang asal usul Arthur dibangun dengan apik serta mengundang rasa penasaran. Bukan perkara mudah membuat karakter yang sudah terkenal kejam menjadi sosok yang layak mendapat empati.

Kembali pada pertanyaan di awal tulisan ini, apakah sosok Joker memang dilahirkan untuk menebar ketakutan? Apakah ia memang layak dibenci? Joker mengajak kita pada pergulatan batin yang panjang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun