Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Risiko Berselingkuh, dari Memperpendek Umur Hingga Berakibat Gejolak Sosial

12 Januari 2018   07:48 Diperbarui: 13 Januari 2018   20:29 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: wikihow

Seorang sahabat berkisah tentang teman sekantornya yang ketahuan selingkuh. Ia adalah seorang diplomat yang sekarang berkarir di luar negeri. Kami memang sering berdiskusi melalui kontak media sosial. Di waktu senggang, kami biasa membahas banyak hal yang sedang ramai atau lagi hangat-hangatnya.

Hari itu, ia menghubungi saya melalui messenger. Seperti biasa, setelah bersua kabar kami pun berbincang ringan. Tanpa disengaja obrolan kami masuk ke bahasan seputar perselingkuhan.

Sahabat itu mulai bercerita tentang teman sekantornya yang terpaksa dipecat karena kedapatan selingkuh. "Di sini memang regulasinya agak ketat. Sekali melanggar, kita akan diberi sangsi pemecatan. Apalagi jika menyangkut soal perselingkuhan," katanya.

Ia kemudian lanjut bercerita. "Kamu tau nggak, selingkuh itu ternyata bisa memperpendek umur. Teman saya yang kuliah di Dortmund baru saja melakukan penelitian tentang topik itu. Mereka yang berselingkuh rata-rata meninggal di usia muda." What??? Saya agak sedikit terkejut mendengar pernyataan itu.

Ilustrasi (gambar: metrosiantar)
Ilustrasi (gambar: metrosiantar)
Sebenarnya, tema tentang perselingkuhan ini telah beredar banyak di internet. Saya juga telah membaca beberapa artikel kesehatan yang menyebutkan bahwa perselingkuhan tak hanya bisa menyebabkan penyakit menular seksual, tetapi juga masalah medis yang lebih serius, yakni serangan jantung dan penyakit kanker.

Dalam satu publikasi ilmiah, seorang spesialis jantung di Florida, Dr Chauncey Crandall, menerangkan bagaimana stres dan tekanan saat terjadinya perselingkuhan bisa membuat risiko serangan jantung makin besar. Saat melakukan hubungan intim terlarang, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, yang bisa memicu plak di arteri koroner pecah sehingga mengakibatkan serangan jantung. Paparnya.

Terkait cerita sahabat tadi, beberapa hari berselang, ia kembali menghubungi saya. Kali ini ia mengabarkan berita duka. Teman kantor yang dipecat karena ketahuan selingkuh tempo hari itu meninggal dunia. Yang membuat saya lebih terkejut adalah, saat mengetahui kematiannya diakibatkan oleh serangan jantung.

Saya tak hendak berkomentar. Saya tak ingin berspekulasi atas apa yang tidak benar-benar saya pahami. Saya hanya seorang mahasiswa yang hanya kebetulan sedang tertarik membaca informasi seputar dunia kesehatan. Terkait paparan Crandall, tentu kita boleh menjadikannya sebagai pemantik diskusi, serta rujukan saat harus menjelaskannya kepada banyak orang.

Kepada sahabat itu, saya hanya mengucapkan kalimat prihatin. Bagaimana pun juga, ia sudah mengakui kesalahan, lalu meminta maaf kepada istri dan anaknya. Menyoal perselingkuhan sendiri, saya lebih senang jika memaknai fenomena ini dalam spektrum yang lebih luas. Lebih-lebih jika itu terjadi di Indonesia.

Saya masih ingat saat Jennifer Dun menjadi bulan-bulanan media beberapa waktu lalu. Hampir semua berita infotaiment mengulik hubungannya dengan Faisal Haris. Masa lalu artis cantik itu menjadi bahan investigasi, yang lalu dengan cepat beredar. Bahkan, ia sempat mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari Shafa, anak Faisal Haris, di salah satu tempat perbelanjaan umum.

Nah, seandainya kita adalah Jennifer Dun saat itu, apakah gerangan yang akan kita lakukan? Bagimanakah perasaan gadis muda itu saat foto-fotonya beredar luas di banyak media? Bagaimana pula tanggapan para keluarga, saat kalimat "Pelakor" dengan leluasa disematkan oleh publik kepadanya?

Pada skala yang lebih besar, perselingkuhan bukan sekedar jalinan kasih sepasang insan yang dilakoni secara sembunyi-sembunyi, tetapi juga menyangkut reputasi banyak pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun