Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

TGB, Toleransi, dan Nafas Pembangunan NTB

28 Oktober 2017   00:18 Diperbarui: 28 Oktober 2017   01:51 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Di tengah maraknya isu sara dan ancaman perpecahan yang melanda negeri ini, NTB justru semakin konsisten dalam mencerminkan kehidupan umat islam di Indonesia yang penuh dengan moderasi dan toleransi serta selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan.

Jika beberapa waktu lalu, pidato perdana Gubernur terpilih Jakarta, Anies Baswedan sempat menuai kontroversi karena menyebut kosa kata Pribumi, maka sepekan silam, Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi malah menghadiri konferensi internasional bersama 400 ulama dalam rangka membahas islam moderat di Islamic Center Mataram.

***

"Contoh di NTB ini, kami kehilangan di Arab." Demikian kata Prof DR Syekh Afdul Fadhiel El-Qoushi, saat pembukaan Multaqa Nasional Alumni Mesir, di Ballroom Islamic Center NTB, Rabu (10/2017) lalu.

Qoushi bukanlah profesor sembarangan. Ia adalah ulama besar Al-Azhar. Ia wakil ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar yang juga pernah menjabat sebagai menteri Wakaf Mesir. Dikutip dari Biro Humas Protokol NTB, ia menyatakan kekagumannya sekaligus menyerukan kepada umat islam di seluruh dunia untuk mencontoh kehidupan toleransi di NTB.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa islam itu bukanlah potongan-potongan tubuh manusia yang terlempar akibat bom bunuh diri. Islam itu bukanlah kehidupan yang saling membenci atau saling menjauhkan diri dengan umat lain. Namun, islam itu adalah saling berkontribusi, saling membangun hidup dan saling memberi kemanfaatan dalam kedamaian dengan seluruh umat beragama. Seperti yang dulu pernah dicontohkan oleh Rasulullah saat membangun Kota Madinah.

Hanya saja, ia masih terheran kenapa toleransi yang baik di NTB ini belum ditularkan di seluruh belahan dunia. Padahal menurutnya, umat islam di belahan bumi sana sangat merindukan kehidupan beragama yang damai dan penuh toleransi layaknya di NTB. Katanya, yang dibutuhkan islam saat ini bukanlah apa yang tertulis di buku-buku atau pidato-pidato, melainkan pengalaman nyata serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terkait toleransi, saya mengamini pernyataan Qoushi. Di mata saya, NTB adalah oase perdamaian yang telah lama dirindukan banyak orang. Meski termasuk Provinsi dengan mayoritas penduduk muslim, faktanya sejauh ini, NTB dinilai sukses dalam menjaga toleransi antar umat beragama. Hal itu tercermin dalam tatanan kehidupan masyarakat di Bumi Seribu Masjid yang menilai keberagaman sebagai sebuah keniscayaan. Maka, tak berlebihan jika saya menyimpulkan bahwa interaksi sosial di NTB dapat meluruskan persepsi tentang islam yang selama ini sering disalahartikan.

Semangat merawat denyut toleransi di NTB tentunya tidak terlepas dari peran strategis sang Gubernur, Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa TGB. Dalam kurun waktu dua periode kepemimpinannya, TGB tak hanya berhasil menerapkan nilai-nilai moderasi islam dengan baik di tengah masyarakat, tetapi juga menjadikan itu sebagai energi yang kelak membawa NTB ke arah keunggulan. 

Hal ini terbukti mengingat laporan Kata Data Indonesia bahwa, selama tiga tahun berturut-turut, ekonomi NTB tumbuh di atas rata-rata nasional yakni di atas lima persen. Pada 2016, mencapai angka 5,28 persen, sementara pertumbuhan nasional di bawah angka lima persen. Sedangkan, tingkat pengangguran terbuka dengan indeks Rasio Gini sebesar 0,36, lebih baik dari rata-rata nasional yang berada pada angka 0,40. Angka kemiskinan sejak 2008 hingga 2016 juga berhasil diturunkan dari 23,4 persen menjadi 16,02 persen.

Tak hanya itu, di sektor pariwisata, NTB juga telah berhasil meraih predikat sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia dan destinasi wisata bulan madu halal terbaik dunia dalam ajang World Halal Tourism Awards 2016 lalu. "Tanpa kedamaian dan kerukunan di masyarakat yang merupakan salah satu bentuk moderasi islam, mustahil kami bisa membangun NTB" ujarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun