Seminggu setelah hari raya Idul Fitri, di Jawa Tengah khususnya di kota Kudus terdapat tradisi "Kupatan" yang mana akan disajikan adanya kenduri lepet dan kupat yang disantap bersama-sama oleh masyarakat.
Uniknya bungkus dari makanan utama (kupat dan lepet) pada tradisi "Kupatan" tersebut merupakan janur atau daun kelapa muda.
Banyaknya pedagang janur musiman yang muncul di trotoar jalan yang terletak di sebelah utara Pasar Bitingan menjelang adanya tradisi tersebut.
Sulasih (48) warga Jekulo Kudus mengaku sudah sekitar 5 tahun menjadi penjual janur setiap menjelang pelaksanaan kupatan.
"Biasanya sehari-hari jualan sayuran, namun setahun sekali menjelang tradisi kupatan biasanya jualan janur dan jualan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kenduri lepet dan kupat seperti tutus". Ujarnya
Tidak hanya janur saja, akan tetapi menjual janur yang sudah menjadi bungkus kupat dan lepet.
"Pembeli bisa memilih beli janur atau bisa bungkus kupat dan lepet yang jadi. Ada pula "Tutus" atau tali untuk mengikat lepet yang terbuat dari bambu". Tambahnya.
Masing-masing harga dagangannya berbeda-beda tergantung jenis, ukuran, bahan yang sudah jadi atau masih berupa janur. Harga janur berkisar mulai dari Rp. 4000, Â harga perikat kupat mulai dari Rp. 6000, harga perikat lepet mulai dari Rp. 5000, serta harga perikat tutus Rp. 2000. Akan tetapi harga tersebut masih bisa ditawar. Bahan dagangan Sulasih diperoleh dari Kudus sendiri.
Bukan hanya Sulasih, Siti (45) juga pedagang janur musiman, menutur bahwa terdapat puluhan yang menjadi pedagang janur musiman.
"Biasanya puluhan orang yang menjadi pedagang janur, bungkus kupat lepet yang ada sekitar 5 hari sebelum pelaksanaan "kupatan". Tuturnya
Dengan adanya pedagang musiman janur, Sulis (31) mengaku terbantu.Â