Mohon tunggu...
Imroatul Fitria
Imroatul Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Indonesia memerlukan tinta-tinta Inspiratif untuk menciptakan perubahan!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini

18 September 2021   13:31 Diperbarui: 18 September 2021   14:01 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak adalah individu kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, mereka selalu, aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu

terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara ilmiah, merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi,
memiliki daya perhatian pendek, dan merupakan masa yang paling potensial
untuk belajar. Pendidikan taman kanak-kanak adalah suatu pendidikan yang membantu anak untuk mengembangkan segala bidang aspek pengembangan terutama sosial emosionalnya, karena pada kenyataannya sering dijumpai permasalahan di bidang sosial emosional. Pentingnya pengembangan sosial
emosional pada anak usia dini dikarenakan makin kompleksnya permasalahan
kehidupan disekitar anak

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi, dan bekerja sama. Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu
(terutama) anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan bertingkah laku, seperti orang lain di dalam lingkungan sosialnya.

Pengembangan sosial emosional anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang, contohnya pada anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani,motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal.

Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Karena pertama semakin
banyaknya permasalahan yang terjadi di sekitar anak, misalnya lingkungan yang tidak baik
ataupun perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti televisi yang akan membawa
dampak luar biasa pada anak karena tontonan yang tidak layak akan mempengaruhi
perkembang emosi anak. Seluruh duniapun memiliki kecenderungan yang sama, yaitu generasi sekarang lebih banyak memiliki kesulitan emosional sehingga berdampak pada kemampuan sosialisasinya. Maka, perlunya upaya peningkatan kecerdasan emosional dengan berbagai usaha yang
mengarahkan pada pengembangan dan peningkatan kualitas emosional anak sehingga anak
mampu mengenali perasaannya sendiri dan perasaan orang lain, mampu memotivasi diri
sendiri serta mampu mengelola emosi dan perilaku sosialnya untuk lebih baik. Indikator
mutu emosional tersebut meliputi:
1. Kualitas empati (melibatkan perasaan orang lain)
2. Kualitas dalam mengungkapkan dan memahami perasaan
3. Kualitas dalam mengalokasikan rasa marah
4. Kualitas kemandirian
5. Kualitas dalam kemampuan menyesuaikan diri
6. Kualitas disukai atau tidak
7. Kualitas dalam kemampuan memecahkan masalah antarpribadi
8. Kualitas ketekunan
9. Kualitas kesetiakawanan

Emosi adalah perasaan yang ada dalam diri individu. Emosi dapat berupa perasaan senang atau tidak senang, perasaan baik atau buruk.
Dalam World Book Dictionary, emosi didefinisikan sebagai "berbagai
perasaan yang kuat". Perasaan benci, takut, marah, cinta, senang, dan kesedihan. Macam-macam tersebut adalah gambaran dari emosi. Goleman menyatakan bahwa "emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak".

Perkembangan emosi anak usia dini berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan sosial anak usia dini. Bahkan banyak yang berasumsi bahwa perkembangan emosi pada anak usia dini sangat
dipengaruhi oleh perkembangan sosial mereka meskipun kemudian perkembangan emosi tersebut kemudian memberi pengaruh pula terhadap perkembangan sosial mereka. Hal itu dikarenakan emosi yang ditampilkan
anak usia dini sebenarnya merupakan respons dan hubungan sosial yang ia jalani dengan orang lain, dan emosi tersebut juga akan mempengaruhi keberlanjutan hubungan sosial tersebut. Jadi, pada dasarnya ada semacam siklus antara perkembangan sosial dan perkembangan emosi pada anak
usia dini.

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun yang sedang berada dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Pada usia ini sering disebut sebagai masa-masa keemasan
atau "golden age" yang membutuhkan rangsangan dan stimulasi dari orang
tua, pendidik dan pendamping anak. Masa ini merupakan masa kritis dalam rentang perkembangan, yang telah dipahami oleh banyak orang tua dan masyarakat, masa ini juga sangat berperan aktif dalam proses
pertumbuhan maupun perkembangan keenam aspek yaitu fisik, bahasa, intelektual atau kognitif, emosi, sosial, moral, dan agama.

Begitu selanjutnya, bahwa perilaku sosial yang berkembang pada awal masa kanak-
kanak merupakan perilaku yang etrbentuk berdasarkan landasan yang diletakkan pada masa
bayi. Sebagian lagi merupakan bentuk perilaku sosial yang baru dan mempunyai landasan
baru. Banyak di antara landasan baru ini di bina oleh hubungan sosial dengan teman sebaya
di luar rumah dan hal-hal yang ditonton dari televisi atau buku-buku cerita. Sehinggah awal
masa kanak-kanak perlu di arahkan kepad abentuk perilaku sosial agar dapat menyesuaikan
diri sesui dengan perkembangan anak dan kepentingan anak kepentingan selanjutnya.
Pola perilaku sosial anak usia dini ini ke dalam pola-pola perilaku sebagai berikut:1. Meniru, yaitu agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang
sangat di kagumi.
2. Persaingan, yaitu keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang lain. Persaingan
biasanya sudah tampak pada usia empat tahun.
3. Kerja sama. Mulai usia tahun ketiga akhir, anak mulai bermain secara bersama dan
kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat baik dalam
frekuensi maupun lamanya berlangsung.
4. Simpati. Karena simpati membutuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi
orang lain, maka hal ini hanya kadang-kadang timbul sebelum tiga tahun.
5. Empati. Seperti halnya simpati, empati membutuhkan pengertian tentang perasaan dan
emosi orang lain, tetapi disamping itu juga membutuhkan kemampuan untuk
membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
6. Dukungan sosial. Menjelang berakhirnya awal masa kanak-kanak dukungan dari teman-
teman menjadi lebih penting dari pada persetujuan orang-orang dewasa.
7. Membagi. Anak mengetahui bahwa salh satu cara untuk memperoleh persetujuan sosial
ialah membagi miliknya, terutama mainan untuk anak-anak lainnya. Pada momen-
momen tertentu, anak juga rela membagi makanan kepada anak lain dalam
rangkamempertebal tali pertemanan mereka dan menunjukkan identitas keakraban antar
mereka.
8. Perilaku akrab. Anak memberi rasa kasih sayang kepada guru dan teman-teman. Bentuk
dari perilaku akrab diperlihatkan dengan canda gurau dan tawa riang di antara mereka.
Terdapat beberapa alasan, mengapa anak perlu mempelajari berbagai perilaku
sosial? Sebagai berikut:
1. Agar anak dapat belajar bertingkah laku yang dapat diterima lingkungannya.
2. Agar anak dapat memaikan peranan sosial yang bisa diterima kelompoknya, misalnya
berperan sebagi laki-laki dan perempuan.
3. Agar anak dapat mengembangkan sikap sosial yang sehat terhadap lingkungannya
merupakan modal penting untuk sikses dalam kehidupan sosialnya kelak.
4. Agar anak mampu menyesuaikan dirinya dengan baik, dan akibatnya pun dapat
menerimanya dengan hati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun