Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok-Djarot Model Kepemimpinan Indonesia Baru

17 April 2017   23:52 Diperbarui: 18 April 2017   00:11 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jauh sebelum Pilkada DKI dimulai saya sudah memilih Ahok sebagai gubernur yang paling pas memimpin Jakarta. Kini bersama Djarot Saiful Hidayat saya makin yakin merekalah pemimpin terbaik untuk Jakarta. Bagi saya mereka adalah model kepemimpinan yang sedang tumbuh dan akan terus tumbuh di Indonesia.

Mengapa?

Pertama, Ahok-Djarot lebih berpengalaman dan terbukti sudah memiliki formula yang tepat untuk membangun Jakarta. Mereka bisa mengatur kota, menerapkan dan menegakkan Perda, termasuk menghadapi semua bentuk premanisme di Ibukota. Memang belum sepenuhnya berhasil karena masih ditemukan pelanggaran di sana-sini, tapi setidaknya mereka berani melawannya, Sekarang makin susah membuat tender curang atau kongkalingkong SKPD dengan DPRD dalam menggangsir APBD dengan proyek-proyek janggal.

Ahok-Djarot berhasil menundukkan para konglomerat besar dengan membuat mereka berpartisipasi lebih nyata terhadap pembangunan Ibukota tanpa gejolak yang berarti. Sebaliknya mereka bisa menggunakan APBD lebih banyak untuk kesejahteraan warga berbagai lapisan, termasuk PNS-nya, sehingga semua bekerja dengan pengabdian dan tanggungjawab tinggi.

Kedua, Ahok-Djarot bisa menertibkan Jakarta dari semua pelanggar hak-hak publik, sehingga wajahnya sebagai Ibukota negara jadi lebih layak dan pantas. Jalanan, trotoar dan jembatan penyeberangan bersih dari PKL dan parkir liar, dan mereka mendapatkan pengganti tempat usaha yang jauh lebih tertata, bersih, indah dan murah karena bebas dari palakan preman. Sungai-sungai dan taman menjadi bersih dan bebas penghuni liar yang mendapatkan hak-hak kepemilikan secara tidak sah. Beberapa kawasan maksiat malah diubahnya menjadi RPTRA dan taman publik.

Ketiga, Ahok-Djarot berhasil mengurangi kawasan banjir di berbagai tempat di Jakarta. Beberapa titik yang dulu terkenal sebagai langganan banjir kini berubah menjadi kawasan bebas banjir, kalaupun banjir juga tidak lagi selama yang biasanya, karena bisa surut dalam waktu singkat.

Keempat, transportasi Jakarta makin lama makin mencerminkan transportasi di kota-kota besar dunia lainnya. Bus Trans Jakarta bukan saja dari merk ternama, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas. Supir juga digaji, sehingga tak perlu lagi ngebut dan ugal-ugalan atau ngetem di sembarang tempat dengan alasan ngejar setoran. Dengan tambahan ratusan bus berkaroseri lokal yang saat ini tengah dikerjakan, Ibukota akan dipenuhi bus-bus bagus, menyingkirkan semua jenis angkutan kota yang reot, lapuk dan berbahaya seperti yang selama ini meneror warga Jakarta.

Kelima, Ahok-Djarot sangat peduli warga. Mereka tidak mau warga Jakarta mendiami rumah kardus atau berdesakan sampai 5 KK dalam sebuah rumah berkuran 4x3 meter, di mana teras dan dapurnya langsung bertemu,  dengan kamar mandi dan toiletnya bercampur dengan ratusan tetangga lainnya. Ahok-Djarot melancarkan program bedah rumah untuk menolong warganya, juga menerapkan PBB nol rupiah agar warganya semakin sejahtera, selain KJP dan gratis naik bus Trans Jakarta bagi anak sekolah, para lansia dan mereka yang tinggal di rumah susun.

Keenam, Ahok dan Djarot adalah pemimpin anti korupsi yang tak pernah mau berkompromi dengan perilaku dan pelaku korupsi. Sikap Ahok selalu tegas, sejak dia jadi Bupati di Bangka Belitung sampai menjadi anggota DPR RI selalu menolak korupsi. Sikap ini sangat menginspirasi, sehingga Ahok-Djarot bisa menjadi contoh bagi kepala daerah di manapun di Indonesia untuk menjalankan clean government yang bukan sekedar kata-kata, tetapi juga perbuatan dan sikap.

Ketujuh, Ahok-Djarot adalah pemimpin yang tegas, tidak memihak, adil. Keputusannya tak gampang dirongrong dengan berbagai alasan ataupun belas kasihan. Ahok bisa tegas dan tega, tapi juga bisa sangat lembut dan penuh empati, tergantung persoalan dan konteksnya. Selalu proporsional. Tidak ada beda perlakuan atas hal-hal subyektif yang tidak berdasar.

Kedelapan, Ahok-Djarot tak pernah membedakan warganya, semua diperlakukan dengan baik dan sewajarnya dengan batasan yang jelas sesuai aturan dan UU. Bagi Ahok-Djarot kepentingan publik di atas segalanya, mereka tak mau bermain-main dengan kepercayaan masyarakat dan sumpah jabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun