Mohon tunggu...
Imran Chaz
Imran Chaz Mohon Tunggu... Guru - Guru SMK

Menulis untuk berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hal yang Harus Dihindari oleh Guru

4 November 2022   15:57 Diperbarui: 4 November 2022   16:02 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah role model yang dijadikan oleh peserta didik, segala tindak tanduk guru baik yang dilakukan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah itu dijadikan panutan oleh sebagian peserta didik bahkan semua peserta didiknya, baik yang peserta didik yang dia ajar maupun tidak. Karena faktor kharisma yang dimiliki oleh guru tersebut.

Untuk menjadi guru yang digugu dan ditiru itu memang tidak mudah tetapi bukan juga hal yang mustahil. Semua bisa dilakukan asalkan berperilaku baik dengan peserta didik. Bisa merasakan apa yang dirasakan oleh peserta didik, singkatnya bisa berempati kepada semua peserta didik untuk mengambil hati peserta didiknya.

Namun, seorang guru juga harus memperhatikan hal-hal yang tidak boleh dilakukannya. Nah.. apa saja hal yang harus dihindari oleh guru.

Guru yang terlalu banyak bicara

Tidak dipungkiri memang metode ceramah itu tidak bisa lepas dari proses pembelajaran. Namun sepanjang proses pembelajaran hanya menerapkan metode ceramah saja itu juga hal yang salah. Karena zaman sekarang kita sudah memasuki istilah yang namanya Center Learning Student (CTL). 

Biarkan peserta didik yang mengorganisasi dan mengolah pengetahuannya sendiri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator dan pendamping apabila terjadi masalah di dalam kelas. 

Namun intinya kelas itu pada saat proses pembelajaran diberikan kepada peserta didik seutuhnya agar dapat mandiri dan memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian dapat berpikir kritis dan mampu bekerja sama dengan komunikasi yang baik.

Guru yang selalu duduk dan diam

Masih banyak guru di sekolah yang malas atau enggan menghampiri peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru tersebut hanya duduk di tempatnya dan memberikan arahan serta menegur dari tempatnya saja. Tidak mau berjalan menghampiri peserta didik bahkan enggan untuk memantau proses pencarian informasi yang dilakukan oleh peserta didik saat berdiskusi. 

Banyak yang beralasan bahwa sudah tidak mampu berjalan dan berkeliling di dalam kelas karena faktor usia. Sebenarnya pada kasus ini sah sah saja namun sangat disayangkan apabila semua kesempatan atau waktu mengajar dalam beberapa minggu pertemuan hanya duduk saja di kursinya. 

Ditinjau dari kacamata psikologis, peserta didik akan merasa diperhatikan apabila seorang guru langsung menghampiri dan menanyakan sesuatu tentang dirinya, apalagi pada saat momen yang tepat ketika dia menghadapi masalah.

Guru yang ingin terlihat tegas

Pada kasus ini banyak ditemui pada guru BK. Guru semacam ini ingin terlihat tegas dan ditakuti oleh peserta didik.  Boleh jadi pada saat dihadapan guru tersebut, peserta didik seperti menghormati dan segan terhadapnya. Namun itu tidak seperti yang ia kira. 

Peserta didik itu hanya "berpura-pura" takut kepadanya, karena peserta didik itu tidak mau memperpanjang persoalan jadi dia ingin seolah sudah mengakui kesalahannya. Fatalnya ketika guru yang ingin terlihat tegas membalikkan badan, peserta didik yang bermasalah itu akan mengejek secara fisik dari guru tersebut. 

Peserta didik semacam ini terkadang mempunyai dendam kepada guru semacam itu, dalam hal meluapkan emosinya peserta didik ini merusak kendaraan gurunya. Ia merasa ada kepuasaan tersendiri ketika melihat lawannya dalam hal ini guru itu selalu mendapat kesusahan dari perbuatannya.

Guru hanya fokus kepada peserta tertentu

Terjadi diskriminatif dalam lingkungan sekolah itu masih sering kita lihat pada zaman sekarang. Pintar, anak pejabat, ada hubungan kelurga bahkan yang mempunyai paras cantik masih dijadikan "anak emas" bagi beberapa guru. Ini yang membuat peserta didik lainnya tidak termotivasi untuk belajar dikarenakan gurunya tidak memperdulikannya. Ia merasa hanya seperti tidak dianggap dalam kelas misalnya. 

Peserta didik itu akan merasa senang apabila namanya sering dipanggil atau bahkan ia sering dilibatkan dalam suatu kegiatan, walaupun itu hal-hal sepele seperti mengambil penyapu atau mengambil buku di perpustakaan. 

Tindakan guru yang seperti itu dapat memberikan motivasi terhadap peserta didik yang malas. Karena pada umumnya tidak ada peserta didik yang bodoh, yang ada hanya peserta didik masih perlu bimbigan untuk seperti teman-temannya yang lain. Perkembangan aspek kognitif peserta didik berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun