Krisis
Pada tahapan krisis ini, humas BPK memberikan tanggapan terhadap isu yang beredar tersebut. Hal paling utama yang harus dipersiapkan adalah adanya respon awal dari pimpinan terhadap krisis tersebut. Pada tahap ini juga Seorang Public Relation mempersiapkan bahan atau topik yang akan disampaikan oleh pimpinan daam berbagai bentuk. Bentuk respon tersebut disebarkan dalam media dan outputnya berupa siaran pers, atau pun hak jawab terhadap media.
Kemudian dimainkan strategi komunikasi krisis untuk mengcounter isu atau krisis yang sudah beredar. Hal yang dilakukan adalah memberikan fakta perbandingan terhadap masyarakat agar berimbang. Bentuk Tindakan yang dilakukan oleh seborang humas adalah menyebarkan tanggapan dari pimpinan ke berbagai media. Kegiatannya berupa undangan untuk pers  meliput.
 Pascakrisis
Setelah menjalankan strategi komunikasi krisis, Kembali dilakukan monitoring Berita. Pada tahap ini ditunjau lagi apakah frekuensi pemberitaan terkait krisis menurun atau meningkat. Jika intensitas pemberitaannya menurun, artinya strategi komunikasi krisisnya berhasil. Namun sebaliknya, jika intensitas nya tidak berubah maka tahap strategi komunikasi krisis nya harus diulangi Kembali.
Studi kasus lain dalam menanngani krisis dapat dilihat dari munculnya pemberitaan bahwa daerah Pariaman, Padang Panjang dan Padang yang disebutkan menjadi kota intoleran di Indonesia. Dalam hal ini, Krisis ini ditangani oleh Kominfo Padang Panjang. Dalam hal ini, Kota Padang Panjang
Maryulis Max sebagai orang yang berperan dalam penanganan citra Kota Padang Panjang menyebutkan bahwa Kota Padang Panjang menerapkan system humas dua pintu, yakni dari kominfo dan Humas Kota Padang Panjang itu sendiri. Segala hal yang berbentuk publikasi dikerjakan oleh bagian kominfo sedangkan untuk selain publikasi dilakukan oleh humas Kota Padang Panjang.