Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Empat Gram

15 November 2020   20:55 Diperbarui: 15 November 2020   21:14 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"He bego siaaa" Aku menatap wajah serius sahabatku ini. Dua detik saja. Lalu tiba tiba aku kembali merasakan hal yang tak biasa. Seperti kala aku memeluk bingkai fotonya di malam malamku yang sendirian. Menentramkan mataku, tubuhku, aliran darahku. Seperti saat aku membayangkannya di langit langit kamar. Bersamanya tak pernah ada kata hambar. Entahlah, perempuan mana yang akan ia tembak. Aku hanya perlu menunggu. Juga menyiapkan air mata. Atau aku juga harus menyiapkan sebuah hadiah di hari pernikahannya yang akan selamanya menjadi hari terburukku suatu hari nanti.

Tunggu saja, aku tidak ingin terlalu menebak nebak.

Bagaimana bisa mencintai dalam diam bisa semenyakitkan ini?

-

Malang

Tanpa tanggal pasti, ini cerita lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun