Mohon tunggu...
Harun Imohan
Harun Imohan Mohon Tunggu... Psikolog - Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Sebagai sarjana muda, saya hanya bisa menulis untuk sementara waktu karena belum ada pekerjaan tetap.

Aku ber-Majelis maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Wahn dan Meaning Of Life (Dua Bahasa, Dua Makna, Dua Sifat, dan Satu Tulisan)

13 Oktober 2017   03:39 Diperbarui: 13 Oktober 2017   04:01 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
/theworddetective.wordpress.com

" Hampir saja bangsa - bangsa berkumpul menyerang kalian sebagaimana mereka berkumpul untuk menyantap makanan dinampan . Salah seorang sahabat bertanya : " Apakah karena sedikitnya jumlah kami pada saat itu?"Beliau menjawab : "Bahkan pada saat itu jumlah kalian banyak, tetapi kalian seperti buih-buih di atas lautan. Sungguh Allah benar - benar akan mencabut rasa takut pada hati musuh kalian dan sungguh Allah benar - benar akan menghujamkan pada hati kalian rasa wahn." Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah wahn itu?" Beliau menjawab : "Cinta ( kepada ) dunia dan takut mati."

(Hadits Riwayat Abu Dawud dari Ats-Tsauban radhiyallhu 'anhu, Sunan Ab Dwud , juz IV, hal. 111, hadits no. 4297)

Hadits diatas merupakan hadits yang tergolong kriteria haditsshohih. Banyak factor yang mendasari bahwa suatu hadits dikatakan menjadi haditsshohih; periwayat yang alim, hadits disetujui oleh beberapa orang yang alim, muatan hadits tidak bertentangan dengan hadits lain. Banyak sekali kaum cendekia muslim yang menukil hadits ini karena status hadits diatas adalah hadits yang dapat dipercaya.

Jika kita lihat hadits diatas menggambarkan tentang ungkapan Rasulullah Muhammad SAW yang meramalkan kondisi umat Islam dijaman modern. Ramalan ini dirasa tepat jika kita mau mengakui kondisi umat Islam saat ini. Banyak sekali ketimpangan pengetahuan agama dan perilaku yang tak sinergis tercerminkan. Selisih paham dan konflik serta saling menumpahkan darah pun kerapkali terjadi.

Lalumengapa hal itu terjadi? Mengapa banyak sekali perilaku umat Islam yang bias dengan ajaran Islam yang menekankan aaspek kedamaian?

Perktaan Nabi Muhammad dalam hadits diatas tidak hanya meramalkan kondisi umat Islam saat ini yang bias dengan ajaran Islam yang syarat dengan kedamaian. Namun, beliau juga menjelaskan sebab fenomena bias itu terjadi. Bias perilaku dengan ajaran Islam terjadi karena adanya penyakit yang disebut oleh nabi adalah penyakitwahn.Muncul pertanyaan kemudian mengenai apakah penyakit wahnitu? Nabi menjelaskan dalam hadits yang sama mengenai pengertian dan Batasan dari penyakit tersebut.Wahnmerupakan penyakit hati yang disebabkan oleh kecintaan manusia terhadap harta dunia dan ketakutan akan kematian. Apa yang disebut sebagai penyakit hati yang dinyatakan oleh Rasulullah itu, pokok persoalan sebenarnya bukan pada 'cinta dunia', tetapi lebih kepada berlebihannya kecintaan manusia yang dituangkan kepada dunia melebihi kecintaannya kepada apapun, termasuk cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Di saat yang sama, karena cintanya yang berlebihan kepada dunia, orang yang berpenyakit hati itu (al-wahn) akan memicu dirinya untuk takut pada 'kematian', dimana hal tersebut merupakan kejadian yang pasti dialami oleh semua makhluk hidup. Oleh karenanya, al-wahn itu pun menjelma menjadi sebuah penyakit yang dapat menyumbat potensi keimanan. Dan tidak hanya itu, bahkan bisa jadi sampai mematikan potensi amal seseorang.

Lalu bagaimana agar hati tidak tertimpa penyakit al-Wahn. Jawabnya:  "setiap diri kita harus memiliki satu sikap sebaliknya, yang akan bisa menjadi obat 'mujarab' untuk menghindari dan menyembuhkan penyakit hati itu (al-wahn), yakni "zuhud" (az-zuhd).

Zuhud, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. dalam bentuk perintah kepada kita,  

 "Cukupkanlah dirimu terhadap apa yang ada di dunia, niscaya Allah SWT akan mencintaimu. Dan cukupkanlah terhadap apa yang ada di tangan manusia, niscaya engkau akan dicintai oleh manusia"

(Hadits Riwayat Ibnu Majah dari Sahal bin Sa'ad as-Sa'idi, Sunan ibn Mjah, juz V, hal. 225, hadits no. 4102),

Meskipun hadits diatas tidak langsung menyuratkan perintah kepada manusia untuk bersikap zuhud, namun isi hadits tersebut mengandung unsur yang menghimbau manusia untuk tidak berlebihan terhadap apa yang ada di dunia secara tersirat. Alhasil, penyakit wahn dapat diatasi dengan cara zuhud menurut pemaparan diatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun