Mohon tunggu...
Harun Imohan
Harun Imohan Mohon Tunggu... Psikolog - Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Sebagai sarjana muda, saya hanya bisa menulis untuk sementara waktu karena belum ada pekerjaan tetap.

Aku ber-Majelis maka aku ada

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Filosofi Linux dan Keikhlasan

13 September 2017   14:19 Diperbarui: 13 September 2017   17:01 2274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FILOSOFI LINUX DAN KEIKHLASAN "LIR-ILIR" SUNAN KALIJAGA

Sebuah tulisan kolaborasi : Nasruddin Habibi & M. Harun Imohan

FILOSOFI LINUX

  • (Oleh Nasruddin Habibi)

Sebelum saya memulai membahas konseptual Linux secara mendalam, saya tidak pernah tahu kalau Linux punya filosofi,. Maksud saya, kemungkinan apa yang diturunkan sebuah filosofi pada sebuah sistem operasi (OS) ? Namun setelah membaca beberapa tulisan, saya menemukan bahwa semua sistem operasi memiliki filosofi (walaupun tidak literal dicantumkan). Dari sana saya mengerti pentingnya filosofi dalam sebuah sistem operasi.

Linux (atau yang sering mendapat sebutan "GNU/LINUX") adalah sistem mirip UNIX yang menjadi  satu dari sekian macam basis Sistem Operasi komputer yang digunakan di seluruh dunia, artinya Linux adalah salah satu sistem pemegang kendali hardware dan software yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk mengerjakan tugas komputerisasi. Hampir sama dengan sistem operasi Windows (Microsoft) dan sistem operasi Macintosh (Apple). Sistem operasi ini mulai dibangun oleh Linus Torvalds---yang juga dikenal sebagai bapak linux--- pada tahun 1991 berpondasikan sistem GNU yang dibangun oleh Richard Stallman. Pengembangan Linux kemudian diteruskan oleh Linus dan beberapa koleganya dengan sistem kerja "open source". Ini berarti siapa saja yang berminat untuk mengikuti proyek pengembangan tersebut bisa masuk dan bergabung dalam tim pengembang.

Kutipan data dari www.linuxcounter.net per 11 september 2017, pengguna Linux terhitung sebanyak 92 juta dari 3 milyar pengguna komputer, artinya secara presentase, pengguna Linux hanyalah 2,7 % dari pengguna komputer di seluruh dunia yang secara otomatis menjadikan linux sebagai sistem operasi minoritas dunia. Barangkali ini karena kita mengenal Windows sebagai sistem operasi komputer kita secara tradisional (bahkan beberapa dari kita mungkin tidak mengenal sama sekali adanya sistem operasi komputer selain windows), saya katakan secara tradisional karena persebarannya bagaikan tradisi cara kita mengenal agama lewat ayah dan ibu kita, sampai suatu ketika kita baru mengenal dan bersinggungan dengan agama lain.

Secara ironis, tulisan yang membahas tentang linux ini pun ditulis dari Microsoft Office Word 2010 bajakan yang berjalan di Windows 7 Yang tidak terlisensi legal. (Jangan hakimi saya, karena ketika tulisan ini dibuat, saya sedang tidak memiliki akses dengan laptop saya sendiri yang menjalankan linux).

ADA APA DENGAN LINUX?

Oke, mari kita garis bawahi pernyataan berikut: Linux adalah sistem operasi yang sepenuhnya gratis (termasuk software yang digunakan didalamnya). Ini adalah hal esensial yang membedakan linux dengan sistem operasi lainnya. Apa artinya bagi kita? ini berarti anda tidak perlu membeli lisensi apapun untuk menggunakan Linux dan software berbasis linux. Tanpa crack atau patch, tanpa serial key.

Tapi bukankah tidak ada masalah ketika menggunakan windows secara illegal ? jawabannya adalah iya, karena di Indonesia sendiri regulasi tentang legalitas perangkat lunak tidak diawasi secara ketat, karena nya anda tidak akan ditangkap pihak berwenang apabila menggunakan software bajakan. Hal ini sesungguhnya sebuah persepsi yang kurang tepat, karena tanpa kita tahu sebenarnya kita melakukan hal yang illegal. Setidaknya secara moral. Bagaikan mengunakan toilet pom bensin dengan label "Rp. 2000,-" tanpa membayar.

Namun tidak dengan linux. Jika menggunakan analogi yang sama, Linux bagaikan toilet masjid. Anda bisa menggunakannya secara gratis dengan atau tidak membayar. (meskipun tidak semua masjid menggratiskan toiletnya. Namun kali ini yang menjadi sasaran analogi saya adalah masjid yang toiletnya gratis)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun