Mohon tunggu...
Deni imo
Deni imo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasad Bukan Kawan Seiring Sepenanggungan Tommy Winata

6 April 2018   08:02 Diperbarui: 6 April 2018   09:17 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita dengan judul "Kawan Seiring dan Sepenanggungan" ini viral di berbagai media karena terkait dengan Tokoh dan pengusaha. Apalagi berita ini dikemas penuh sisi humanisme. Berita ini muncul pada minggu pertama yang dimuat oleh majalah Tempo Minggu, (1/4) lalu. Berita tersebut menjadi viral karena terkait dengan sosok Gatot Nurmantyo yang menceritakan riwayat hidupnya sejak lulus Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah, tahun 1982, hingga kisah persahabatannya dengan Tomy Winata yang berlangsung sampai kini.

Tentu saja tidak ada yang salah dalam berita tentang perkenalan antara Pak Gatot dengan Tomy Winata. Yang agak janggal adalah pada tampilan fotonya ada gambar Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral TNI Mulyono yang berdiri disisi kiri Pak Gatot meskipun berbaju preman. Ada kesan seolah-olah Pak Mulyono juga menjadi kawan seiring dengan Tommy Winata.

Padahal foto tersebut diambil pada acara tertentu saat Pak Gatot selaku Panglima TNI dan Pak Mulyono selaku Kasad yang harus hadir sebagai pejabat yang diundang. Secara otomatis Kasad dan Panglima TNI merupakan satu kesatuan institusi yang saling berhubungan secara kelembagaan.

Seharusnya pihak Majalah Tempo tidak memuat foto yang melibatkan gambar Jenderal TNI Mulyono. Kenapa bukan foto berdua saja antara Pak Gatot dan Pak Tommy yang dipasang? Sehingga tidak ada penafsiran lain terhadap Kasad bahwa ikut sebagai kawan seiring sepenanggungan dengan Tommy Winata.

Apalagi menjelang tahun politik ini, hal tersebut dapat menjadi bumbu penyedap rasa politik yang dapat digoreng untuk mencari pembenar. Seharusnya Tempo lebih bijak dan memikirkan dampak yang ditimbulkan foto tersebut dan penafsiran negatif tentunya akan berimbas pada citra TNI AD di mata masyarakat.

Foto tersebut dapat berbicara seribu bahasa yang seolah-olah Kasad Jenderal TNI  Mulyono ikut dalam pertemanan dengan Pak Tommy. Perlu dipahami bersama bahwa hubungan antara Pak Gatot dan Pak Mulyono adalah hubungan antara Panglima TNI dan Kasad pada saat foto itu diambil.

Lain halnya kalau persoalan Pak Gatot mau mencalonkan diri jadi Presiden itu tidak masalah karena yang bersangkutan memang saat ini sudah pensiun dari TNI beberapa waktu yang lalu dan dibolehkan dalam UU, TNI yang sudah pensiun boleh ikut politik praktis. Biarlah Pak Gatot yang sudah pensiun dari TNI berteman dengan Pak Tommy itu adalah hak yang bersangkutan.

Betapa eloknya negeri ini jika semua pihak menyadari bahwa kita adalah satu. Jangan karena ego sektoral kita tidak dapat mengendalikan sehingga ada pihak lain yang menjadi korban. Mari kita hindari prasangka-prasangka negatif yang dapat merusak persahabatan diantara kita sesama anak bangsa. Berpendapat boleh, dan itu dijamin UU. Tapi kita juga tidak boleh seenaknya berpendapat tanpa mengindahkan kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun