Mohon tunggu...
Humaniora

Kasus Mirna dan Investigasinya - The Trial (Continued - Part 2) - Observation and Theory Progressing

31 Agustus 2016   15:55 Diperbarui: 8 September 2016   13:38 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalau dibandingkan dengan keterangan dari Ayah Korban (contoh dalam wawancara hari ini 31 Agustus 2016 seusai sidang), kesannya kecurigaan itu di-inisiasi oleh Kepolisian saat ditanyakan kepada dirinya "Ed .. menurut lo, kematian anak lo wajar ndak?"

Penulis melihat bahwa disini ada diskripansi karena somehow keluarga sudah memiliki kecurigaan keracunan sejak Hari-H (makanya inisiatif meminta diambil cairan lambung); tetapi katanya karena inisiasi oleh Kepolisian. LALU, kalau memang sudah ada kecurigaan keracunan sejak Hari-H ... kenapa hanya sampel cairan lambung yang diambil? tidak dilakukan otopsi penuh?

Ini menjadi tanda-tanya bagi penulis ... Kenapa demikian?

Mungkin kita perlu coba bikin timeline-nya ... dari informasi yang Penulis miliki lewat kesaksian-kesaksian di persidangan, Jenasah Korban sudah berpindah-pindah lokasi dan berada di lokasi yang bisa di akses oleh siapa saja dalam rentang Hari-H sampai H+3 (otopsi).

Ini adalah sesuatu yang sebenarnya sangat "mengganggu" atau "menghambat" untuk dicapainya suatu keputusan yang beyond reasonable doubt. kenapa? karena apa saja bisa terjadi dalam rentang 3-hari itu terhadap apa yang akhirnya ditemukan dalam otopsi.

Akhirnya, kita melihat bahwa embalming dengan Formalin ini menjadi "alasan" untuk tidak ditemukannya ratusan miligram Sianida didalam tubuh Korban. Logisnya, kalau masuk sekian miligram, maka kurang lebih jumlah miligram yang sama harus ditemukan didalam sistem tubuh korban.

Tapi karena adanya rentang waktu ini ... maka ini menjadi convenience karena bisa menjadi "penjelasan" kenapa parameter-parameter lain yang berkaitan dengan Keracunan Sianida tidak ditemukan.

Sejauh ini ... Observasi, Inferensi, dan Teori yang penulis berikan di tulisan-tulisan sebelumnya masih cukup valid; belum perlu disesuaikan/diubah.

- Kopi Korban mengandung Sianida dalam jumlah besar; tapi Sianida ini tidak mengalami Kontak dengan Kopi di jam 16:30-16:45 WIB; yang lebih sesuai dengan fakta adalah Sianida kontak dengan Kopi di kisaran jam 17:00-17:20 WIB saat mereka bertiga sudah di lokasi.

Dari percobaan yang dilakukan Ahli Toksikologi Forensik (I Made Agus Gelgel Wirasuta), beliau melakukan 5-kali percobaan dengan panelis (karyawan Kafe Olivier; di Kafe Olivier) dimana mereka bisa mengamati langsung perubahan warna dan terciumnya aroma Sianida.

Mengingat tidak adanya seorangpun yang melihat Kopi Korban berubah warna saat Terdakwa sendirian (sejak 16:30 sampai saat Korban dan Teman Korban datang di 17:00-17:20 WIB) dan tidak ada seorangpun disekitar Terdakwa yang mencium adanya aroma (bahkan beberapa kali petugas Kafe datang kedekat Terdakwa, tidak ada yang raising any flag; maka Penulis menarik Inference bahwa Sianida tidak mengalami kontak dengan VIC di jam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun