Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Memutuskan Pasangan yang Sandwich Generation

19 November 2022   15:11 Diperbarui: 19 November 2022   15:15 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Sandwich generation adalah istilah yang satir disematkan kepada individu yang terjepit nasib menjadi tulang punggung keluarga, membiayai hidup sendiri, dan memiliki keinginan kuat untuk membiayai keinginan masa depan. 

Beberapa hari terkahir, diberanda sosial mediaku muncul sebuah video singkat yang berjudul 'Apakah memutuskan pasangan yang menjadi sandwich generation adalah kejahatan?

Pertanyaan tersebut sangat menarik untuk dibahas. Pasalnya banyak wanita ataupun pria yang berkeinginan untuk menikah namun terhalang karena takut tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya dan akhirnya memutuskan untuk mengulur waktu menikah dan menyebabkan kejenuhan dalam hubungan. 

Menurut saya pribadi sebagai seorang wanita dewasa, memutuskan pasangan yang menjadi sandwich generation atau tulang punggung keluarga bukan tindakan yang jahat.

Memang sih, sepintas memutuskan pasangan dengan alasan dia adalah tulang punggung keluarga adalah hal yang jahat karena tidak mampu memahami posisinya, dan terkesan matre karena tidak mau diajak susah. Namun saya memiliki beberapa alasan mengapa saya justru mendukung tindakan memutuskan pasangan sandwich generation, diantaranya :

Mampu merubah mindsetnya

Keputusan untuk memutuskan pasangan sandwich generation yang lagi sayang-sayangnya sama kita akan membuatnya marah dan bertanya-tanya ada apa dengan dirinya. Hal ini sangat efektif untuk dilakukan jika hubunganmu dengan si dia telah lama, dan kalian telah mencoba berbagai usaha namun stuck karena pasanganmu setengah hati menjalankan usaha.

Mampu menyulut situasi kepepet

Manusia memiliki insting untuk bertahan hidup, dan mempertahankan kehidupan yang ada. Misalnya, secara hierarki kebutuhan Maslow pasanganmu telah memenuhi 2 kebutuhan dasar, maka pasanganmu akan berusaha untuk bertahan ditingkat ke-4 hierarki kebutuhan Maslow. Kamu memutuskan pasanganmu pasti dengan alasan yang logis karena jenuh dengan situasi yang stuck dan terkesan taada masa depan, sudah mencoba untuk membangun usaha namun tidak ada kemajuan. Nah situasi kepepet akan menyulut pikiran pasanganmu untuk bangkit dan tidak tenggelam dalam keputusasaan akan nasib.

Baca juga: Guru Juga Manusia

Mampu menciptakan krisis baru/titik balik

Menurut teori Psikologi Individual Adler, manusia pada dasarnya inferior, nah atas dasar inferior itulah manusia menjadi superior. Keputusanmu untuk membuatnya marah, tak berdaya, dan tak dicintai akan menciptakan krisis baru pada hidup pasanganmu. Krisis ini akan membuatnya menyadari perilakunya yang tak tepat dan berusaha untuk memperbaikinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun