Mohon tunggu...
Mega Widyastuti
Mega Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Mahasiswi jurusan Psikologi dan Sastra Hobi membaca dan menulis Genre favorit self improvement dan psikologi Penikmat kata Instagram @immegaw

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rokok dan Pecintanya

11 November 2022   10:27 Diperbarui: 16 November 2022   20:17 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan berita terkait naiknya tarif cukai rokok. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah perokok anak dan remaja (10-18 tahun). Efektifkah cara tersebut dilakukan?

Sebelum beropini, mari kita ketahui dulu kandungan yang terdapat didalam rokok

  • Nikotin. Nikotin adalah zat stimulan yang dapat memperbaiki suasana hati serta meningkatkan daya ingat dan konsentrasi. Namun, zat ini bisa menimbulkan efek adiksi atau kecanduan sehingga membuat perokok sulit menghentikan kebiasaan tersebut.
  • Karbon monoksida. Zat ini kerap ditemukan pada asap knalpot mobil. Karbon monoksida bisa menghalangi suplai oksigen ke seluruh bagian tubuh, memaksa jantung bekerja lebih keras, dan mengganggu kinerja paru-paru.
  • Tar. Zat ini dapat mempersempit saluran udara kecil di paru-paru atau bronkiolus yang bertugas untuk menyerap oksigen. Tar juga dapat merusak rambut halus atau silia yang berfungsi untuk mengeluarkan virus, kuman, debu, dan benda asing dari saluran pernapasan.
  • Benzena. Benzena dapat ditemukan di dalam pestisida dan bahan bakar minyak (bensin). Paparan benzena dalam rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia dan kondisi kelainan darah lainnya.

Selain bahan-bahan tersebut, masih banyak kandungan zat kimia beracun pada sebatang rokok, seperti arsenik, formalin, sianida, dan amonia.

(Sumber ALODOKTER)

Menurut saya, hal yang paling berbahaya dari rokok adalah kandungan nikotin. Karena nikotin dapat menimbulkan efek adiksi atau kecanduan. 

Dengan menaikan tarif cukai rokok, itu berarti harga rokok juga akan meningkat.

Hal tersebut mungkin dapat mengabulkan tujuan dari kenaikan harga rokok, yaitu mengurangi jumlah pemakaian pada anak dan remaja, dengan catatan "Bagi anak dan remaja yang belum mencoba rokok". Karena bagi anak dan remaja yang sudah terlanjur terkena zat adiktif dari rokok, hal tersebut justru sulit untuk dilakukan mengingat adanya efek gejala putus nikotin yang akan dirasakan orang yang memutuskan untuk berhenti merokok.

Lantas bagaimana cara paling efektif untuk mengurangi jumlah pemakai rokok pada anak dan remaja?

1. Awasi pergaulan anak. Orang tua/keluarga memiliki andil yang cukup besar untuk menjaga pergaulan anak, untuk mengetahui dengan siapa anak bergaul, dimana anak bergaul, dan bagaimana lingkungan anak bergaul. Mengingat usia remaja adalah fase krisis identitas dan fase pembangkangan demi mencapai citra diri. Orang tua/keluarga harus aware terhadap hal tersebut.

2. Edukasi. Orang tua, keluarga, dan guru setidaknya harus memberikan edukasi terkait zat zat dan produk apa saja yang harus dihindari oleh anak sebelum memasuki usia dewasa. Edukasi juga tidak diberikan hanya dengan untaian kalimat, melainkan dengan tindakan. Usahakan di lingkungan keluarga dan sekolah tidak ada orang merokok.

3. Memahami kebutuhan anak. Demi mencapai citra diri, anak akan melakukan berbagai upaya untuk memperolehnya. Mulai dari menjadi anak baik, anak pembangkang, anak keren, anak macho, dan sebagainya. Anak yang mulai memasuki fase remaja biasanya akan bertingkah yang tidak sejalan dengan sikapnya saat masih anak-anak. Oleh karena itu, demi mengurangi tingkat stress anak dalam usahanya memperoleh citra diri, keluarga harus bisa memahami kebutuhan anak, bukannya menggurui apalagi bersikap otoriter. Dengan begitu, anak akan merasa nyaman, dan tidak membutuhkan zat pereda kecemasan (nikotin) dari lingkungan tempatnya bermain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun