Ketika merokok, Nikotin yang terkandung dalam rokok akan merangsang otak untuk mengeluarkan zat domapine (pemberi rasa nyaman). Maka, ketika seseorang berhenti merokok, dia akan mengalami gejala putus Nikotin seperti rasa tidak nyaman. Inilah yang menyebabkan perokok selalu ingin merokok lagi dan lagi. Padahal, sudah jelas tertera peringatan dan bahaya merokok dalam bungkus rokok.
Rokok memang bukan masalah yang sederhana. Di satu sisi, rokok menimbulkan hahaya kecanduan, menguras isi kantong setiap bulan, hingga mengancam jiwa. Di sisi lain, keberadaan rokok adalah sumber penghasilan, mengurangi pengangguran, bahkan membantu pelajar dengan beasiswa.
Inilah dilema rokok. Lintingan tembakau ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Maka, butuh strategi yang tepat, setidaknya untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang lebih besar dari merokok.