Mohon tunggu...
Imla Qolbi
Imla Qolbi Mohon Tunggu... Freelancer - Rakyat biasa

Membaca adalah caraku melihat dunia. Menulis adalah caraku mengabadikan peristiwa. Rumah lain di dunia maya ada di https://www.imlaqolbi.my.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Harus Migrasi ke TV Digital?

4 November 2022   08:35 Diperbarui: 4 November 2022   08:54 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: bisnis.tempo.co

Tanggal 2 November telah lewat. Berarti, pemerintah telah resmi menjalankan ASO (Analog Switch Off). Kawan-kawan saya yang tinggal di daerah sekitar jabodetabek banyak yang mengunggah di media sosial bahwa siaran televisi di rumahnya mulai hilang. Ada yang mengatakan bahwa televisi di rumahnya masih bisa menyala tapi hanya tinggal beberapa stasiun  saja.

Sebelumnya ramai tersiar kabar bahwa pemerintah akan menghentikan semua siaran televisi analog dan menghimbau masyarakat untuk pindah ke siaran televisi digital. Berbagai iklan layanan masyarakat di televisi pun muncul atas kebijakan ini. Sejak April 2022, pemerintah juga sudah mulai menghentikan secara bertahap siaran televisi analog di beberapa daerah. Hingga 2 November kemarin, secara resmi pemerintah menghentikan siaran televisi analog atau disebut ASO.

Namun, mungkin masih ada yang belum paham, mengapa harus pindah ke televisi digital. Nah, berikut ini saya ingin mencoba mengulas, sebenarnya apa perbedaan antara televisi analog dengan televisi digital, dan mengapa harus migrasi ke televisi digital.

Perbedaan Televisi Analog dengan Televisi Digital

Menurut pemahaman saya, perbedaan televisi analog dan televisi digital terletak pada sinyal yang dipancarkan. Televisi analog adalah televisi yang menangkap sinyal analog dari antena yang dipasang kemudian sinyal tersebut diproses menjadi gambar dan suara yang bisa kita lihat. Sedangkan televisi digital adalah televisi yang menangkap sinyal digital dari antena yang dipasang kemudian sinyal tersebut diproses menjadi gambar dan suara.

Perbedaan sinyal yang ditangkap inilah yang menyebabkan kualitas gambar yang kita lihat di televisi juga berbeda. Siaran televisi analog ditransmisikan dengan gelombang radio, sehingga kualitasnya tergantung kepada cuaca dan letak geografis suatu daerah. Oleh karena itu, sering kali hujan lebat, muncul banyak semut dalam siaran televisi. Kadang-kadang juga, beberapa stasiun televisi tidak muncul di beberapa daerah.

Adapun siaran televisi digital ditransmisikan sebagai bit data informasi, seperti jika kita menggunakan komputer. Oleh karena itu, siaran televisi digital tidak terpengaruh dengan cuaca atau letak geografis. Mau di luar hujan lebat disertai petir pun, gambar akan tetap jernih dan tidak dikerubungi semut.

Keuntungan Menggunakan Televisi Digital

Ada beberapa keuntungan ketika kita memutuskan untuk pindah dari siaran televisi analog ke televisi digital. Salah satunya sudah saya jelaskan di atas. Secara lebih lengkap, beberapa keuntungan yang diperoleh dari migrasi ke televisi digital adalah sebagai berikut.

1. Kualitas Siaran Lebih Jernih

Televisi digital mempunyai kualitas siaran yang lebih jernih. Ketika sedang nonton acara favorit, tiba-tiba televisi kemeresek (semutan) pasti cukup membuat jengkel. Nah, dengan televisi digital hal ini tentu bisa dihindari sehingga pengalaman nonton pun lebih menyenangkan.

2. Siaran Televisi Lebih Luas dan Merata

Dengan beralih ke televisi digital, siaran televisi lebih luas dan merata. Tidak perlu khawatir channel televisi kesukaan akan hilang. Justru sebaliknya, channel televisi akan semakin beragam sehingga banyak pilihan untuk melihat acara televisi yang diminati.

3. Tidak Dipengaruhi Cuaca

Karena siaran televisi digital menggunakan sinyal digital yang berupa bit data, maka televisi digital tidak terpengaruh dengan cuaca. Jadi, ketika cuaca sedang tidak bersahabat, tidak perlu khawatir gambar akan hilang. Namun, pastikan koneksi listrik tidak putus ya.

4. Fitur Interaktif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun