Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sukses Berpolitik; Berjuang, Campur Tangan dan Garis Tangan

28 April 2013   18:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:28 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak terasa waktu terus mendekati pelaksanaan Pemilu legislatif. Para kader partai baik yang sudah kawakan maupun pendatang baru, berbenah diri mempersiapkan segala sesuatu untuk bisa ikut duduk di kursi Wakil Rakyat. Mereka sudah banyak diantaranya yang mendaftarkan diri sebagai Caleg ke KPU.

Pelaksanaan Pemilu di era reformasi berbeda dari era Orde Baru (Orba). Di era Orba yang secara tetap diikuti oleh 3 partai politik; 2 partai lebih kepada pelengkap supaya tampak Indonesia waktu itu demokratis di mata dunia.
Kalaupun ada yang namanya praktik money politic atau politik uang, tak se-vulgar di era reformasi ini.

Garis Tangan dan Campur Tangan.

Sudah bukan rahasia, baik dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif, Pemilu Pilpres, Pemilukada hingga Pilkades, yang namanya politik uang merajalela dilakukan oleh calon yang minta pilih. Praktik politik uang itu dilakukan oleh masing-masing partai yang menjadi mesin politik untuk menyukseskan calonnya agar terpilih.

Usaha dan upaya yang keras serta maksimal pun tak jarang gagal. Banyak yang mengatakan; seseorang bisa sukses dan terpilih karena memang sudah "garis tangan" atau takdirnya begitu. Namun tak sedikit pula yang mengatakan untuk dapat mencapai garis tangan itu diperlukan "campur tangan". Mungkin yang dimaksud adalah bisa campur tangan; para petinggi partai, penguasa, bahkan Tuhan.

Calon Harus Berjuang.

Jika ingin sukses mencapai suatu tujuan, seseorang tentu harus berjuang . Tak ada kesuksesan tanpa berjuang. Namun yang dimaksud disini adalah "Berjuang" yang diplesetkan menjadi akronim dari; BERas, baJU, dan uANG.

Seorang Caleg baik di tingkat Pusat maupun Daerah, selain memiliki berbagai kecakapan dan memenuhi persyaratan, juga harus BERJUANG.
Ini erat kaitannya untuk bisa meraih simpati dan suara pemilih. Para pemilih tak cukup hanya dengan dicekoki oleh berbagai rencana program, janji-janji perbaikan, dan kata-kata yang enak dan nyaman di telinga, tapi juga diberi beras agar mereka tergerak hatinya bersimpati. Para pemilih juga perlu diberi baju, seragam yang bergambar partai dan calon yang akan dipilih. Yang sangat penting lagi mereka diberi uang; apakah dalihnya untuk uang transport, uang lelah, maupun uang konsumsi.

Nah, yang seperti itu juga berlaku bagi para Calon Kepala Negara, Kepala Daerah; Gubernur, Bupati dan Walikota, hingga Kepala Desa. Pokoknya, mencalonkan untuk jadi apapun yang melibatkan persaingan, sudah tentu harus BERJUANG disamping adanya campur tangan, dan garis tangan pula tentunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun