Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Sorga Kampung Halaman Manusia

3 Februari 2014   11:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu H. Gafar, seorang tokoh warga berjalan melewati warung minum milik Bu Mimin (panggilan untuk nama bu Aminah, biar keren). Warung Bu Mimin ini setiap hari, siang maupun malam ramai dengan keberadaan anak-anak muda yang tak tentu pekerjaannya; ada yang penjaga parkir, jaga keamanan toko, tukang pijat, buruh angkut, preman, dan yang sedang merintis untuk jadi preman.

Di warung Bu Mimin ini para anak muda itu selain minum kopi, teh dan minuman ringan lainnya, makan nasi ataupun sekedar mie instan, juga tak jarang mereka meminum minuman keras (yang jelas bukan es batu).
Suasana di warung selalu ramai dengan keberadaan para anak muda ini. Ramai berkumpul, ramai menenggak minuman ringan dan berat, tak jarang ramai bertengkar hingga berkelahi jika sudah dipengaruhi alkohol. Meski demikian tak menjadikan Bu Mimin takut dengan keberadaan para anak muda itu di warungnya. Sudah terbiasa, segala yang terjadi di warungnya menjadikan Bu Mimin menganggap biasa tak ada yang luar biasa. Yang penting dagangan di warungnya laku dan dibayar dengan duit bukan kertas togel.

H. Gafar yang melewati warung tersebut memutuskan untuk mampir. Pikir H. Gafar para anak muda ini perlu mendapat pencerahan; amar ma'ruf nahi munkar. Ia pun ikut bergabung dengan para anak muda dengan memesan segelas kopi. Sementara itu diantara para anak muda ada yang sedang menenggak minuman berat (istilah saya untuk mengimbangi minuman ringan). Mereka menenggak minuman berat ini secara bergiliran, uangnya untuk membeli secara urunan, jenis minuman yang ditenggak oplosan antara alkohol pembasuh luka dengan energy drink sachet; murah meriah.

Kehadiran H. Gafar yang berpakaian baju gamis bak orang Arab kesasar, menjadi perhatian para anak muda yang tampak sudah dipengaruhi alkohol. Meski demikian mereka bersikap acuh saja dengan keberadaan H. Gafar diantara mereka, mereka pikir the party must go on.....

Kening H. Gafar tampak berkerut tanda sedang berpikir. Ia sedang memikirkan bagaimana cara untuk bicara, menyampaikan misi amar ma'ruf nahi munkar kepada para anak muda.

"Tumben pah haji mampir, mau kemana kiranya ?" tegur seorang anak muda yang badannya penuh tato.

"Tak kemana-mana, ingin gabung saja disini," balas H. Gafar sambil berpikir untuk bisa menyampaikan misinya.

"Wah, boleh juga nih pak haji mau gabung dengan kita-kita," tegur anak muda yang berpenampilan ala funk.

Dalam hati H. Gafar gregetan mendengar omongan anak muda barusan. Namun ia mesti sabar menghadapi mereka kalau ingin misinya kesampaian.

"Kalian tahu tidak minum minuman seperti itu bisa membuat orang mati," cetus H. Gafar yang terlanjur gregetan melihat tingkah para anak muda slebor itu.

"Mati itu urusan Tuhan, pak haji. Jika sampai kontraknya sesuai MoU dengan Tuhan, maka matilah kita," sahut anak muda yang bertindak sebagai pembagi minuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun