Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Peninggalan Majapahit Tak Asli?

6 April 2012   14:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:57 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena tak begitu suka belanja (diamping memang uangnya sedikit), aku tak suka berlama-lama berada di mall. Biasanya aku ke mall memang ada sesuatu yang dibeli, sesudah mendapatkan barangnya, aku keluar mall.

Begitupun bila aku keluar daerah, aku memilih ke tempat yang mengandung nilai sejarah ketimbang wara wiri di mall maupun tempat keramaian lainnya.
Seperti kali ini aku bersama teman ke Jawa Timur, aku memilih pergi ke tempat tujuan awalku mencari sebuah percetakan di Surabaya. Sementara temanku wara wiri mengunjungi mall yang nota bene dimanapun di wilayah di Indonesia, isinya sama atau mirip, barang dagangan yang itu-itu juga.

Ketika temanku menanyakan ke tempat mana yang akan kukunjungi, ia mau ikut rupanya, aku menjawab akan mengunjungi daerah Trowulan, tepatnya ke situs purbakala Wringin Lawang yang konon merupakan tempat yang berhubungan dengan kerajaan Majapahit.

Kami pun berangkat kesana. Sesampai disana temanku tampak kecewa. Karena dia pikir tempat itu ramai pengunjung. Padahal sebelumnya sudah kuceritakan tentang tempat itu, karena memang beberapa tahun lalu aku sempat kesana.
Pada saat kami tiba di Wringin Lawang, hanya ada sepasang muda mudi yang tampaknya sedang pacaran, serta dua orang petugas yang menjadi pengurus tempat bersejarah itu.

Setelah mengisi buku tamu dan memberi uang sekedarnya untuk biaya perawatan tempat itu, kami berkeliling lokasi untuk keperluan berfoto.
Agaknya temanku sedari dari terus memperhatikan bangunan mirip candi yang ada disitu, yang terbuat dari batubata merah. Dia katakan terkait bangunan mirip candi itu sebagai bangunan yang tampaknya baru dibangun. Entahlah, aku tak tahu persis apakah bangunan itu memang baru dibuat sesuai perkiraan dari bangunan aslinya.

Begitupun waktu perjalanan kami lanjutkan ke situs purbakala lainnya di wilayah Kabupaten Mojokerto, yakni candi tikus, sepi pengunjung. Selain kami, terdapat dua orang pengunjung cilik yang berseragam SMP.
Lagi-lagi setelah menyaksikan bangunan candi tikus yang justru tak mirip candi itu, temanku mengatakan hal yang sama. "Bangunan ini sepertinya juga baru dibuat," ungkap temanku yakin.
Aku sebenarnya malas saja menyela ungkapan temanku, namanya juga situs, tempat atau bekas lokasi yang diperkirakan berdirinya bangunan kuno atau purbakala disana, lalu kemudian para ahli arkeologi mereka-reka bentuk bangunan, lalu mendirikan atau membangunnya kembali.

Perjalanan selanjutnya kami lanjutkan ke museum Majapahit yang menyimpan berbagai artefak dari jaman prasejarah dan yang terkait dengan kerajaan terbesar di nusantara setelah Sriwijaya itu.
Disinipun saat kami tanya ke petugas museum, banyak diantara artefak yang disimpan disana adalah duplikat, yang asli disimpan di museum nasional di Jakarta.
Untunglah meski cuma banyak artefak yang duplikat, kami masih diijinkan memfoto dengan syarat tak mengeluarkan cahaya (blitz). Karena menurut petugas museum, cahaya blitz kamera bisa cepat merusak fisik artefak.

Hari itu kami lewati dengan mengunjungi dan menyaksikan situs dan peninggalan purbakala. Dalam perjalanan pulang ke Surabaya, dalam mobil aku pun bertanya-tanya dalam hati, mungkin ada benarnya juga bangunan candi itu tak lagi sesuai aslinya, dibangun kembali, namanya juga situs, tak mesti asli sesuai dengan pertama kali dibangun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun