"Orang Kalimantan Selatan itu tidak sayang dengan Bekantan !"
Tercekat aku mendapat tudingan telak seperti itu dari seorang yang baru kukenal sebagai Petugas dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Â
Perbincangan kami berawal dari diperkenalkannya aku oleh seorang Manajer dari satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan kepada Petugas BKSDA tersebut. Hari itu menjadi sopir pribadi Sang Manajer yang sedang punya keperluan terkait lingkungan hidup ke BKSDA di kotaku.
Â
"Anda asli penduduk Kalimantan Selatan (Orang Banjar) ?" tanya Petugas BKSDA itu.
Aku mengangguk sambil menyebut nama tempat kelahiranku, di Pulau Laut Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan.
"Pasti Anda kenal dengan monyet Bekantan (Nasalis Larvatus), kan ?"
Aku kembali mengangguk.
Â
Ia pun melanjutkan bicaranya tentang monyet Bekantan yang merupakan Maskot Propinsi Kalimantan Selatan itu. Ia menerangkan apa arti satu Maskot bagi daerah; yakni sesuatu yang khas yang tak dimiliki oleh daerah lainnya. Beberapa hari sebelumnya aku sempat melihat beberapa monyet Bekantan di rawa-rawa tumbuhan Mangrove di wilayah satu desa diluar Kotabaru.