Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

3 Cara Jitu Melenyapkan Rokok

3 Juli 2012   06:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah merokok selama ini selalu jadi perdebatan; ada yang menganggapnya pekerjaan yg mubazir (sia-sia), makruh, bahkan haram. Bahkan sampai-sampai iklan rokok pun dibatasi dan diatur agar tidak menampilkan visual rokok, dan di media massa televisi dibatasi jam tayangnya mesti diatas pukul 22.00 WIB.

Namun tahukah cara-cara jitu untuk menghentikan dan membuat rokok hilang dari peredaran dan kegiatan manusia terutama di Indonesia yang dikatakan sorganya buat perokok ? Inilah cara-cara jitu dan ampuh :

1. Tutup semua pabrik rokok.

2. Bikin aturan semacam Undang Undang yang melarang petani menanam tembakau dan sejenisnya, dengan mempersamakan tembakau dengan tanaman ganja, koka, dan sejenisnya. Berikan sanksi berat terhadap pelanggar yang kedapatan menanam tembakau.

3. Bikin Undang Undang tentang rokok; pengguna, peredaran dan distribusinya, dengan mempersamakannya dengan para pengguna, pengedar, penjual, dan distribusi narkoba dan sejenisnya.

Dengan 3 cara tersebut diatas, saya pastikan orang akan lebih memilih meninggalkan rokok daripada kena sanksi atau hukuman berat.
Lalu siapkah pemerintah maupun berbagai lembaga terkait mencarikan jalan keluar bagi; pengganti pemasukan pajak dari rokok, tanaman baru bagi para petani yang setara dengan nilai ekonomis jika menanam tembakau, lapangan kerja bagi banyaknya eks karyawan pabrik rokok ?
Nah, jika sudah siap, silakan menggunakan 3 cara tersebut diatas.

Bagi tak sedikit orang, kebiasaan merokok sudah tak lagi menjadi kebutuhan tersier, kwartier, dstnya, tapi justru ada diantaranya yang sudah menjadikannya kebutuhan sekunder, bahkan primer. Tak sedikit orang yang rela menahan lapar dan haus asalkan dapat membeli rokok.
Jika tak ada lagi rokok, maka tak ada lagi cara menyuap dengan istilah "uang rokok", yang tersisa adalah "uang bensin", ditambah istilah baru "uang pelesiran", "uang kulkas", "uang rumah", "uang mobil", dan uang-uang lainnya sesuai keinginan dan maksud si penyuap.

Para perokok tak menganggap kegiatan merokok itu merupakan pekerjaan sia-sia atau mubazir. Karena dari mengisap rokok itu mereka memperoleh kegunaan, tergantung dari tujuan mereka masing-masing. Perbuatan mubazir atau sia-sia, atau ada yang menyatakan berlebih-lebihan, baru bisa terjadi jika sesuatu tindakan atau barang tak memiliki nilai apa-apa, terbuang percuma.
Seperti halnya makan untuk menghilangkan lapar, minum untuk menghilangkan haus, rokok pun memiliki tujuan yang sama dengan makan atau minum; misalnya menghilangkan kejenuhan, menambah konsentrasi saat bekerja, menambah kepercayaan diri, dllnya.

Tak sedikit teman atau kenalan saya yang tak suka merokok, tapi mereka mengisap shisa (rokok Arab), bahkan ada diantara mereka lebih suka mengisap sabu-sabu ketimbang merokok.

Tulisan ini saya maksudkan bukan sebagai counter bagi kampanye anti rokok, tapi memberikan solusi supaya mereka yang tak menyukai rokok dan yang terkait dengan rokok punya acuan jelas untuk melenyapkan rokok dimanapun berada.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun