Bismillahirrahmanirrahim
Berbicara mengenai akhlak, dalam proses pendidikan akhlak merupakan hal yang harus diprioritaskan, seseorang yang lebih berakhlak akan lebih di segani oleh orang sekitar. Kita sebagai umat Nabi yang mengaku cinta pada Nabi tentu harus menjadikan Nabi sebagai suri tauladan karena akhlak Nabi yang sangat sempurna dan dijaga Allah merupakan hal yang benar adanya.
Dalam Fathul Bari jilid 10 halaman 400, Syaikh Ibnu Hajar Al-'Asyqalani menyebutkan:
"Adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia"
Nabi Muhammad SAW juga bersabda dalam riwayat Bukhari Muslim nomor 45:
Artinya: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Al Baihaqi, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 45).
Namun di zaman sekarang sudah banyak remaja yang berani melawan orang tua, guru dan orang yg lebih dewasa dari dirinya bahkan sampai berani berbuat kasar. Dengan itu kita harus bisa merubahnya agar para remaja kembali menyadari pentingnya akhlak dalam kehidupan.Â
Padahal sudah kita ketahui bersama bahwa Indonesia ini di kenal luas di mata dunia sebagai negara yang menjunjung tinggi budaya, keramahan, dan sopan santun. Sikap Indonesia yang saling menjunjung sikap persaudaraan dan saling membantu satu sama lain. Sopan santun merupakan kepribadian dari bangsa Indonesia.Â
Dengan demikian agar pandangan itu tidak berubah, kita harus kembali membiasakan diri dan lebih mendalami dalam pengamalan dan pengetahuan yang berkaitan dengan akhlak yang baik.
Imam Al-Ghazali memberikan kriteria terhadap akhlak, diantaranya akhlak itu harus menetap dalam jiwa dan perbuatan itu muncul dengan mudah tanpa memerlukan adanya penelitian.Â
Imam Al-Ghazali juga berpendapat bahwa ada dua cara dalam mendidik akhlak, yaitu yang pertama mujahadan dan membiasakan diri latihan dengan melaksanakan amal sholih. Kedua, perbuatan itu dilakukan dengan berulang-ulang.