Mohon tunggu...
Imelia Karti
Imelia Karti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student

Life is an Adventure

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Content Creator, Profesi Baru yang Menjanjikan?

8 Juni 2021   22:13 Diperbarui: 9 Juni 2021   20:42 1626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era modern seperti sekarang ini, perkembangan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Hal tersebut memudahkan kita dalam pencarian informasi baik yang sedang hangat maupun yang sudah lama terjadi. Selain itu, efek yang diberikan dari kemajuan teknologi membuat kita semakin mudah ketika ingin berinteraksi dengan orang lain.

Pada saat ini, tidak asing jika kita mendengar istilah Content Creator, terlebih lagi bagi anak-anak milenial. Content Creator adalah seseorang yang memiliki pekerjaan membuat atau  menciptakan suatu karya berupa foto, video, tulisan, atau kolaborasi di antara semuanya. Kemudian karya tersebut dipublikasikan ke media digital, seperti Youtube, Instagram, Blog, dan lain sebagainya. Dapat juga diunggah di Tiktok, salah satu aplikasi yang sedang viral saat ini.

Dengan menggunakan media sosial Instagram, pada awalnya penulis hanya ingin mencari informasi dari suatu akun tertentu dan mencoba membuat konten berupa foto, kemudian diunggah pada laman tersebut. Namun, seiring dengan perkembangan fitur-fitur baru yang ada di Instagram maupun fitur yang terdapat pada aplikasi-aplikasi di Play Store atau App Store, dan kini menjadikan penulis semakin tertarik dalam membuat konten.

Siapa sih yang tidak memiliki akun Instagram? Instagram memang saat ini telah menjadi aplikasi paling populer di dunia. Penggunanya setiap tahun mengalami peningkatan. Dilansir dari bisnis.com, selain menjadi pengguna Facebook terbanyak di dunia, Indonesia juga menduduki peringkat ke empat dengan pengguna Instagram terbanyak di seluruh dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India pada bulan Januari sampai April 2019.

Hal yang menjadi alasan para pengguna Instagram tetap stay di aplikasi ini adalah konten yang diberikan menarik yang disesuaikan dengan trend yang kini sedang viral. Pengguna dapat mengabadikan momen-momen spesial kapan saja, yang tentunya konten tersebut dibuat semenarik mungkin dan bisa dikatakan bahasa zaman sekarang "aesthetic". Konten yang digandrungi dan banyak diminati adalah konten yang berkualitas.

Banyaknya pengguna Instagram yang kian meningkat, kini Instagram dijadikan sebagai ladang untuk mencari rupiah. Tak heran jika banyak pelaku usaha yang mempromosikan produknya di media sosial ini. Pasalnya tidak sedikit pengguna yang membeli produk setelah dipublikasikan pada Instagram. Instagram memang sudah merancang fiturnya seperti akun Instagram bisnis ini yang dikhususkan sebagai media untuk berbisnis.

Seiring dengan perjalanan waktu, pengembangan aplikasi Instagram masuk pada fitur katalog. Jadi, fitur katalog ini merupakan semacam wadah untuk menempatkan produk-produk yang diperjualbelikan. Kita dapat mengunggah produk tanpa dikenakan jumlah batasan dan memiliki format tertentu. Sebelum mengupload, kita juga dapat memberikan price tag dan hashtag produk terlebih dahulu pada foto supaya pengguna dapat mengetahuinya secara langsung.

Instagram mengedepankan unsur visual dari sistemnya. Oleh karena itu, salah satu tips agar terlihat menarik adalah mengunggah foto produk dengan warna yang senada atau dengan menerapkan tema tertentu pada feed Instagram. Sedangkan sebagai pengguna, untuk melakukan pencarian produk tersebut, kita dapat langsung mencari dengan menuliskan nama toko atau dengan menggunakan hashtag sesuai dengan apa yang dicari.

Instagram adalah aplikasi yang gratis, sehingga dalam setiap kali melakukan pencarian informasi, mengabadikan setiap momen, untuk berbisnis, dan melayani direct messages dari pembeli tidak akan dikenakan biaya lagi. Aplikasi ini sangat menarik, inovatif, dan menyenangkan bagi para pengguna. Instagram merupakan aplikasi yang hampir tidak mengalami error dalam sistemnya. Dengan hal ini, kita dapat memaksimalkan fitur Instagram sesuai apa yang diinginkan sehingga akan memiliki manfaat yang lebih banyak lagi.

Namun, di sisi lain Instagram merupakan aplikasi yang paling banyak mengintip data pengguna. Terlihat dari laman suara.com, kasus ini diteliti menggunakan fitur label privasi dari brand Apple yang terdapat di App Store. Hasilnya Instagram menduduki peringkat nomor satu dengan presentase 79 persen dalam pengambilan data untuk layanan iklan. Tak heran jika sering muncul iklan atau promosi dari suatu akun tertentu dalam beranda kita ketika menscrollnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun