Mohon tunggu...
Melvi
Melvi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba untuk belajar menulis, berkarya dan memberi makna

Selalu tertarik dan berbahagia dengan hal yang berkaitan dengan buku, literasi, kreativitas dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kiswanti dan Aksi Lingkungan TBM Warabal

25 September 2021   09:30 Diperbarui: 25 September 2021   09:33 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiswanti, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Warabal yang berlokasi di Lebakwangi Kampung Saja, Parung, Bogor, Jawa Barat merupakan salah satu sosok yang menginspirasi banyak orang. Bagi pegiat literasi, Kiswanti adalah guru dan panutan. Kecintaannya pada membaca dan ketulusannya untuk memberi manfaat bagi masyarakat tak pernah berhenti. Berawal dengan memanfaatkan teras rumah sebagai taman baca bagi warga dan membawa bahan bacaan berkeliling kampung untuk dipinjamkan ke warga menggunakan sepeda sambil menjajakan jamu, kini TBM Warabal terus berkembang. Tidak hanya perkembangan pada sarana dan prasarana taman baca, namun juga pada bragam aktivitas yang dilakukan

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan di TBM Warabal beranjak dari kondisi lingkungan dan melibatkan warga masyarakat. Untuk menciptakan lingkungan yang asri, Kiswanti mengajak warga untuk melakukan gerakan penghijauan melalui program gerakan wajib menanam tanaman hias atau bumbu dapur yang sangat mudah, seperti cabai, serai, salam dan tanaman obat-obatan. Lahan kosong juga dimanfaatkan untuk menanam singkong. Singkong ini hanya dipanen daunnya yang dapat dimanfaatkan untuk sayur. Program menanam ini membawa sejumlah manfaat. Lahan kosong yang tadinya gersang menjadi hijau. Lingkungan menjadi lebih asri. Masyarakat pun memiliki sumber pangan yang sehat dan segar serta memiliki sumber obat-obatan alami.

Tahun 2006 Kiswanti mulai mengadakan program Bank Sampah. Program ini berawal karena keprihatinannya melihat lingkungan di sekitar rumah dan TBM Warabal yang agak kumuh. Banyaknya pemulung sampah yang datang ke lingkungannya tidak hanya berniat memulung barang-barang yang sudah tidak terpakai. Jika warga lengah, para pemulung terkadang juga mencuri. Di sisi lain, TBM Warabal juga memerlukan dana untuk menambah koleksi pustaka dan membiayai kegiatan lainnya. Hal-hal tersebut memunculkah ide untuk menjalankan program Bank Sampah dan mengolah sampah.

Dalam menjalankan program Bank Sampah, Kiswanti mengajak warga untuk terlibat dan berpartisipasi secara aktif. Pertemuan di majelis taklim dan paguyuban dimanfaatkan Kiswanti untuk menyampaikan kondisi lingkungan dan permasalahan yang terjadi beserta ide Bank Sampah sebagai salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan secara bersama-sama. Kiswanti pun melibatkan warga untuk menjadi pengurus yang mengelola program Bank Sampah Warabal dan menjadikan Bank Sampah sebagai milik dan program bersama.

Selain orang tua, program Bank Sampah Warabal juga melibatkan anak-anak. Hal ini juga menjadi strategi untuk mengajarkan kebersihan dan kepedulian terhadap lingkungan kepada anak-anak sejak usia dini. Setiap saat, anak-anak dan warga bisa menyetorkan sampah ke Bank Sampah Warabal. Jenis sampah yang dikumpulkam adalah sampah kering, seperti bekas kemasan minyak, kecap, pembersih lantai, gelas plastik dan botol bekas tempat minuman serta seluruh jenis kertas dan kardus. Untuk botol yang ada tutupnya, tutup akan dipilah dan dijual terpisah. Ada peluang tutup botol bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Karena tutup botol dapat diolah menjadi produk untuk bahan edukasi PAUD.

Sebagian besar sampah yang terkumpul diolah menjadi produk baru. Bekas kemasan kopi diolah menjadi dompet dan tikar. Plastik bekas kemasan pengharum lantai, kecap dan pewangi dibuat tas. Kardus dibuat menjadi media alat permainan edukatif. Plastik bekas kemasan minyak digunakan menjadi kantong (polybag) untuk tanaman. Botol beling bekas aneka selai dicuci bersih dan dijual ke sekolah-sekolah PAUD untuk tempat penyimpanan biji-bijian. Kantong plastik yang masih kering dibagikan ke warung-warung dan pedagang sayuran untuk digunakan kembali.

Pengolahan sampah juga dilakukan warga di rumah masing-masing. Bank Sampah Warabal menjadi tempat untuk mengumpulkan dan menyortir sampah. Produk-produk yang dihasilkan dari pengolahan sampah dijual di TBM Warabal dan di acara-acara pameran di tingkat kecamatan dan kabupaten.

Mengolah sampah menjadi barang-barang berguna dan bernilai jual memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar TBM Warabal. Menjadi sumber pendapatan alternatif untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil penjualan produk olahan sampah pun menjadi salah satu solusi menggalang dana untuk biaya operasional TBM Warabal, termasuk untuk membeli buku agar koleksi bahan pustaka di TBM Warabal dapat terus bertambah dan diperbaharui.

Program Bank Sampah Warabal membuat lingkungan menjadi tambah bersih. Masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Setiap acara yang menghasilkan sampah, warga selalu ingat untuk mengumpulkan dan membawa sampah ke Bank Sampah Warabal. Perabotan rumah tangga yang sudah rusak pun ditabung di Bank Sampah Warabal. Warga terlibat secara aktif, memberi kontribusi dan menjadi bagian dari TBM Warabal. Dari proses pengumpulan dan pengolahan sampah, uang tidak selalu menjadi target. Komunikasi yang terjalin dengan baik, hubungan emosional yang terbina dan ikatan persaudaraan yang semakin rekat menjadi manfaat yang jauh lebih bermakna dan menjadi berkah yang dirasakan masyarakat Warabal. (Melvi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun