Mohon tunggu...
Melvi
Melvi Mohon Tunggu... Lainnya - Mencoba untuk belajar menulis, berkarya dan memberi makna

Selalu tertarik dan berbahagia dengan hal yang berkaitan dengan buku, literasi, kreativitas dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Sukses Diplomasi Soft Power Korea Selatan

1 Agustus 2021   00:48 Diperbarui: 25 September 2021   08:38 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kisah Sukses Diplomasi Soft Power Korea Selatan

(Melvi)

Korea Selatan (Korea) bisa menjadi contoh terbaik keberhasilan sebuah negara dalam menjalankan diplomasi soft power di masa sekarang. Soft power adalah kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi pihak lain dengan menggunakan daya tarik. Menurut Nye (2008), soft power antara lain terdiri dari unsur-unsur budaya, sistem nilai dan kebijakan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Selatan yang dikenal sebagai negeri ginseng ini mencuri perhatian publik dunia lewat budaya populer yang mereka tampilkan. Fenomena budaya populer Korea Selatan tersebut dikenal dengan istilah Korean Wave. 

Seperti yang dimuat dalam laman Korean Cultural Center, Korean Wave atau Gelombang Korea (dalam bahasa Korea "Hallyu") merupakan istilah yang merujuk pada popularitas hiburan dan budaya Korea di Asia dan daerah lain di dunia. Hallyu atau Gelombang Korea muncul pada pertengahan tahun 1990-an setelah Korea mengadakan hubungan diplomatik dengan Tiongkok pada tahun 1992, yang kemudian pada tahun 1997 diikuti dengan popularitas Drama TV Korea serta musik pop Korea di negara Tiongkok tersebut. Istilah Gelombang Korea ini muncul dalam sebuah artikel terbitan Beijing Youth Daily pada awal November 1999 yang kemudian istilah ini dikenal oleh masyarakat Korea sampai sekarang. Popularitas Korea dan Gelombang Korea tidak hanya melanda Tiongkok, namun juga merambah seluruh dunia. 

Lokomotif Korean Wave 

Bisa dikatakan K-Pop dan K-Drama merupakan lokomotif dari gerbong Korean Wave. K-Pop yang memadukan dua kata, yaitu "K" untuk Korea dan kata "Pop" merujuk pada musik pop Korea. Sedangkan K-Drama merujuk pada Korean Drama.

K-Pop hadir di pasar global pada pertengahan tahun 2000 dan menarik banyak penggemar dari Asia Tenggara, Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan. Super Junior, Big Bang, 2PM dan Wonder Girls menjadi idola baru para remaja di berbagai negara. Publik dunia semakin dibuat heboh dan dilanda demam Korea karena kemunculan Psy lewat lagu dan koreografi Gangnam Style. Sejak diunggah di YouTube, videoklip Gangnam Style sudah dilihat lebih dari 4 milyar orang. Kini, semakin banyak boyband dan girlband Korea yang memiliki penggemar di seluruh dunia. The Korean Business Research Institute merilis 10 grup K-Pop terpopuler bulan Juni 2021, yaitu BTS, EXO, NCT, Highlight, Seventeen, SHINee, TXT, THE BOYZ, MONSTA X dan BTOB.

K-Drama yang sering disebut dengan istilah Drakor (Drama Korea), juga booming di kalangan masyarakat kita. Banyak orang rela menghabiskan waktu berjam-jam dan menonton secara maraton serial Drakor yang ditayangkan di platform Over the Top (OTT), seperti NetFlix. Hyun Bin, yang berperan sebagai Kapten Ri dan pasangannya Yoon Se Ri yang diperankan oleh Son Ye Jin di drama Crash Landing on You atau Lee Min Ho yang tampil di drama The King: Eternal Monarch setelah ia menyelesaikan wajib militer, mampu memikat jutaan penontonnya dan mereka menjadi idola.

Gelombang Korea dengan lokomotif K-Pop dan K-Drama ini kemudian merambah ke aspek lain seperti budaya tradisional Korea, makanan (kuliner), literatur dan bahasa. Salah satu indikasi popularitas kuliner Korea dapat dilihat dengan semakin banyaknya restoran Korea di Indonesia dan berbagai negara serta semakin banyaknya masyarakat yang menggemari kuliner khas Korea seperti Kimchi, Kimbap, Bibimbap atau Tteokbokki.

Korea juga menyadari pentingnya penyebaran literatur secara global. Tahun 2005, Korea menjadi Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair (FBF), ajang pameran buku internasional terbesar dan terbaik di dunia. Ajang ini dimanfaatkan betul oleh Korea untuk mempromosikan kekayaan khazanah literatur dan produk kreatifnya ke public internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun