Kudengar swara azan berkumandang
Kusendengkan telinga
Namun mata masih berat untuk kubuka
Subuh?
Samar-samar titik hujan bagai musik romantis
Kuterbuai  melayang ke alam mimpi
Benarkah dia yang duduk di atas batu
Memetik dawai bersenandung merdu
Rinduku membuncah menyeringai pedih
Akankah temu itu kuraih
Ahhh .... tiba-tiba kuterduduk di peraduan
Mimpi itu begitu nyata di pelupuk rasa
Kuraih selimut kembali meraih mimpi
Berharap sua itu berlanjut
Kan ku sampaikan dari lubuk rasaku
Maaf untuk kepedihan yang pernah kutebarkan
Aku hanyalah petualang tanpa harta
Hanya rasa dan rindu yang kupunya
Terimalah maafku dara
Dan pergilah 'ntuk meraih rusukmu yang hilang
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!