Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rinai Pagi

30 November 2022   11:25 Diperbarui: 30 November 2022   11:38 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kudengar swara azan berkumandang

Kusendengkan telinga

Namun mata masih berat untuk kubuka


Subuh?


Samar-samar titik hujan bagai musik romantis
Kuterbuai  melayang ke alam mimpi
Benarkah dia yang duduk di atas batu
Memetik dawai bersenandung merdu


Rinduku membuncah menyeringai pedih
Akankah temu itu kuraih
Ahhh .... tiba-tiba kuterduduk di peraduan
Mimpi itu begitu nyata di pelupuk rasa


Kuraih selimut kembali meraih mimpi
Berharap sua itu berlanjut
Kan ku sampaikan dari lubuk rasaku
Maaf untuk kepedihan yang pernah kutebarkan


Aku hanyalah petualang tanpa harta
Hanya rasa dan rindu yang kupunya
Terimalah maafku dara
Dan pergilah 'ntuk meraih rusukmu yang hilang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun