Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pusara Tak Bernisan

16 September 2022   14:00 Diperbarui: 16 September 2022   14:00 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kubalut luka rasa ini dengan nada
Bergaung memecah keheningan malam
Petikan dawai  bagai belaian tangan Bunda
Hati merindu syahdu dibuai bayu senja

Ujung asta perih oleh petikan senar
Namun nada-nada gita bergema tanpa swara
Berbisik menembus kerapuhan asa
Bibir kelu sendu tak kenal tawa

Wahai dewa buana
Di manakah kan  kutaburkan mawar merah
Pada pusara tak bernisan
Yang telah lenyap ditelan samudera luas

Kini kupeluk tubuh dawai  di dada
Air  bergelombang membasahi kelopak mata
Tatapan nanar menatap ombak
Bergemuruh seolah menyiratkan warta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun