Mohon tunggu...
Indah Puspito
Indah Puspito Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Sekretaris Gereja Katolik di Yogyakarta

Waktu adalah kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nasib Pilu Sang Ajudan

15 September 2022   22:10 Diperbarui: 15 September 2022   22:11 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu bukan siapa-siapa ku

Pun aku tidak mengenalmu

Tempat kita berbeda jauh
Aku orang biasa yang hidup di kampung
Kamu menjadi bagian dari kota metro
Namun kematianmu yang tak beradab
Membuat hati kami ikut pilu
Hati orangtuamu  hancur berkeping-keping
Sungguh teramat tragis nasibmu
Kejam biadab tak berperikemanusiaan
Ragamu tercabik-cabik oleh dia
Yaa...dia yang menyayangimu
Berubah menjadi iblis
Entah sebutan apalagi yang pantas
Buat si tangan besi tak berbelas kasih
Air mata kami deras mengalir membasahi pusaramu
Jasadmu tak mampu lagi menuntut balas
Kapan keadilan itu akan datang
Hanya Sang Khalik lah tumpuan harapan kami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun