Lo, kok justru turun? Bukan, terjun bebas! Â
Tahun kemarin, dalam lomba pengadaan buku bacaan anak, saya mencatat hadiah terbesar 12,5 juta itu pun dengan ilustrasi dan layout buku matang siap cetak. Jadi, coba hitung hadiah penulis yang masih harus berbagi dengan ilustrator dan mungkin yang me-layout buku. ???
Saya tidak hendak mengecilkan nominal hadiah nulis di zaman sekarang. Maksud saya, ingin menyampaikan keberuntungan yang saya alami. Tentu saya bersyukur karena mengalami peribahasa berakit-rakit di buku, bersenang-senang dapat transferan di bank!
Nasib beberapa buku pelajaran yang saya  kibarkan di penerbit mayor pun berbuah menggembirakan. Hingga memasuki masa pandemi kemarin, beberapa buku masih menjadi passive-income. Cukuplah bagi saya, sebab beberapa buku masih bisa terjual rata-rata 10 ribu eksemplar.
Dari stetamen yang saya gaungkan dalam diri sejak awal bekerja, dapat saya kristalkan menjadi sebuah simpulan suka-suka berikut ini. Â
1) Pekerjaan sampingan itu penting tetapi jangan mementingkannya hingga mengingkari pekerjaan utama.
2) Agar tidak menciderai pekerjaan utama termasuk tidak melukai  teman dan pemimpin di pekerjaan, pilihlah pekerjaan sampingan yang selaras, harmonis, dan bisa saling membutuhkan dengan pekerjaan utama.
3) Bekerja dengan hati tulus, tidak semata mengejar uang merupakan motivasi hati yang baik untuk dilakukan. Dalam tataran tertentu, bisa jadi berbalik menjadi uang lah yang mengejar kita.
Nah, itu tuturan nyata saya, untuk menjawab kegelisahan topik Kompasiana yang dilemparkan hari ini @salam