Mohon tunggu...
Imanuel  Tri
Imanuel Tri Mohon Tunggu... Guru - Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

di udara hanya angin yang tak berjejak kata. im.trisuyoto@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Mengatasi Siswa Menangis Saat Hari Pertama Masuk Sekolah

8 Maret 2021   04:30 Diperbarui: 8 Maret 2021   07:03 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap kali hari pertama masuk sekolah, di tahun pelajaran baru, selalu saja ada siswa yang menangis di sekolah. Peristiwa ini tentu hanya lazim terjadi di Sekolah Dasar SD dan Taman Kanak-Kanank (TK).

Mengapa bisa terjadi begitu? Bukankah hari pertama masuk sekolah itu menyenangkan?

Pemikiran orang dewasa memang begitu. Hari pertama masuk sekolah itu hari yang menyenangkan. Namun tidak langsung demikian bagi anak-anak.

Rasa Cemas dan Khawatir 

Bagi sebagian anak, hari pertama masuk sekolah merupakan hari yang mendebarkan. Jangan-jangan nanti tidak punya teman. Atau, jangan-jangan nanti dinakali teman baru. Atau, juga jangan-jangan  nanti gurunya galak, dan masih banyak jangan-jangan lainnya.

Berbagai kekhawatiran tersebut untuk beberapa hari, bagi anak dirasa membebani hingga menimbulkan rasa cemas. Kecemasan anak itu bisa semakin parah ketika orang tua terlalu ambisius dan agresif.  

Tidak salah orang tua berharap anaknya tampil berani. Anaknya berwajah ceria dan cepat bergaul dengan guru serta teman-teman baru. Namun, jika sang anak tidak punya mental yang cukup dan didorong melebihi kapasitas anak, bisa-bisa sang buah hati justeru melempem. Ngambek tak mau berangkat ke sekolah.

Jika peristiwa seperti itu terjadi, dapat dipastikan harapan orang tua tidak kesampaian. Kalau pun anak sampai di sekolah, itu karena dipaksa oleh orang tua.

Datang ke sekolah dengan keterpaksaan justru akan memunculkan masalah baru. Begitu sampai di halaman sekolah, si anak akan antipati tak mau bersosialisasi dengan anak-anak lain. Dalam situasi seperti itu, si anak juga tidak mau bersosialisasi dengan guru.

Keadaan anak sering kali semakin diperparah dengan sikap orang tua yang merasa malu atas sikap anaknya. Hingga ada orang tua dalam posisi seperti itu justru memaksa anaknya agar lepas dari rengkuhannya. Orang tua justru memaksa anaknya untuk segera berbaur dengan siswa lain sambil membandingkan dengan anak-anak yang sudah enjoy bermain.

Jangan Menambah Kecemasan Anak 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun