Masyarakat di Timor, Nusa Tenggara Timur, sebagian besarnya merupakan petani tradisional yang mengolah lahan kering pada musim kemarau dan menanam pada awal musim hujan. Tanaman utama adalah jagung dan tanaman tambahan lainnya seperti kacang-kacangan, ubi kayu, dll.
Persiapan lahan untuk menanam biasanya antara bulan Juli hingga Oktober. Lahan tersebut bisa juga berupa kebun lama dari periode tanam sebelumnya ataupun pembukaan kebun baru.
Pembukaan kebun baru dalam Bahasa Dawan dialek Amanuban merupakan kaun feu atau oet feu (tebas baru). Lahan untuk kebun baru haruslah memiliki semak dan tanaman liar yang sudah tumbuh padat dan tinggi.
Para petani meyakini bahwa lahan yang tumbuhan padat seperti itu tanahnya sangat subur karena sudah sekian lama menampung pengomposan dedaunan dalam tanah. Ketika menjadi kebun, tanaman-tanaman akan tumbuh subur.
Pembukaan lahan secara manual dengan parang. Menebas semak belukar lalu mencincangnya menjadi beberapa potong kecil. Setelah selesai membereskan semak dalam lahan tersebut, selanjutnya memangkas dahan dari beberapa pohon yang ada. Memangkas dahan bisa semuanya atau menyisakan satu ranting di bagian puncak pohon.
Setelah itu mencincang ranting-ranting pohon tersebut menjadi potongan-potongan kecil dan memisahkan dahan serta ranting kayu yang besar. Kayu itu nantinya sebagai bahan bakar atau pagar kebun.
Tebasan semak dan potongan ranting pohon dengan daunnya tersebut tidak boleh menumpuk dalam satu titik namun harus meratakannya hingga menutupi permukaan tanah.
Kegiatan membuka lahan baru biasanya oleh laki-laki atau kepala keluarga dan kadang anak serta ibu juga turut membantu. Membuka lahan hanya sendiri saja bisa memakan waktu hingga berminggu-minggu.
Sebagian petani membuka lahan secara bergotong-royong dan hanya memerlukan satu atau dua hari. Ada yang menggunakan jasa orang lain untuk membuka lahan dengan bayaran uang atau berbagi hasil pertanian.