Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang Timor Menghargai Makanan sebagai "Usi Mnahat"

16 Maret 2023   18:39 Diperbarui: 16 Maret 2023   18:40 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepiring makanan. Gambar: dokumentasi pribadi Imanuel Lopis.

Di Timor, Nusa Tenggara Timur, khususnya di kalangan orang Timor atau Atoin Meto di kampung, para orang tua kerap mengingatkan anaknya untuk menyantap makanan sampai habis. Sebutir nasi pun tidak boleh tersisa di piring. Kalau ada makanan yang jatuh atau tumpah harus memungut bahkan memakannya.

Para orang tua sering mengatakan kepada anaknya untuk tidak boleh membuang-buang makanan karena makanan tersebut adalah Usi mnahat. Mereka akan marah kalau si anak tidak menghabiskan makanannya.

Perlakuan tersebut juga untuk bahan-bahan makan yang masih mentah seperti beras, jagung, singkong, kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-sayuran, dll. Misalnya ada biji-biji jagung berserakan di lantai, para orang tua menyuruh anaknya untuk memungut jagung atau mereka sendiri yang memungut jagung tersebut.

Usi mnahat merupakan dua kata dalam Bahasa Dawan. Usi artinya Tuhan dan mnahat artinya makanan. Usi mnahat berarti makanan dari Tuhan atau makanan kepunyaan Tuhan. 

Para orang tua memaknai makanan sebagai pemberian atau berkat dari Tuhan. Berbagai tanaman pangan juga merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tanaman-tanaman tersebut menghasilkan bahan makanan bagi manusia juga sebagai berkat Tuhan. Mereka lalu mengajarkan anaknya untuk menghargai makanan sebagai Usi mnahat.

Menurut para orang tua, jika membuang-buang makanan akan kesulitan memperolehnya lagi. Makanan akan 'hilang'. 

Di tengah lonjakan harga sembako dan berbagai kegagalan panen saat ini, saya kembali mengingat ajaran menghargai makanan sebagai Usi mnahat. Ketika makan harus menghabiskan makanan. Tidak boleh tersisa dan tidak boleh membuangnya. Hal tersebut sebagai pertanggungjawaban dan ungkapan syukur kepada Tuhan atas berkatNya berupa makanan.

Menghargai makanan juga menjadi tindakan untuk tetap survive dengan ketahanan pangan. Tidak membuang-buang makanan akan membuat persediaan makanan cukup bagi kita dan anggota keluarga lainnya. Saat menghargai makanan, secara tidak langsung juga menghargai para petani serta orang tua atau kita sendiri yang mengusahakan dan mengolah makanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun