Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna "Kuah Kosong" dan "Tacu" dalam Bahasa Melayu Kupang

24 Februari 2023   19:39 Diperbarui: 24 Februari 2023   19:42 5974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masakan daging berkuah dalam tacu besar. Gambar: dokumentasi pribadi Imanuel Lopis 

Bahasa Melayu Kupang merupakan alat komunikasi sehari-hari masyarakat di Kota Kupang dan beberapa daerah sekitarnya di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat akrab menyebutnya sebagai Bahasa Kupang.

Saat ini dalam penggunaan Bahasa Melayu Kupang baik di dunia nyata maupun di dunia maya, ada dua istilah yang cukup populer yaitu "kuah kosong" dan "tacu". Keduanya sering menjadi seruan dari seseorang kepada orang lain terutama di kalangan anak muda. "Kuah kosong" dan "tacu" merupakan kalimat seruan dalam Melayu Kupang.

Menurut Henry Guntur Tarigan dalam buku Pengajaran Sintaksis (1985), kalimat seruan adalah kalimat pendek berpola tetap dengan intonasi tertentu dan timbul dari beberapa kejadian tak terduga dalam konteks linguistik dan nonlinguistik. Kalimat seruan tidak menuntut jawaban sama sekali.

"Kuah kosong"

Kuah kosong dalam arti sebenarnya adalah kuah tersisa dari masakan berkuah  yang isinya berupa sayur atau daging namun telah habis karena orang memakannya. Penggunaan seruan "kuah kosong" terhadap orang lain misalnya, cowok A berpacaran dengan cewek B selama bertahun-tahun namun kemudian dia justru menikah dengan cewek C. Orang pun mengatakan kepada cewek B, "Lu kuah kosong" atau "Kau kuah kosong".

Contoh lain, ketika Manchester United menyingkirkan Barcelona dalam pertandingan memperebutkan tiket ke babak 16 besar Liga Europa. Orang mengatakan, "Barcelona kuah kosong".

Apa makna "kuah kosong" dan bagaimana konotasinya? Menurut Abdul Chaer dalam buku  Leksikologi dan Leksikografi Indonesia(2007), makna merupakan konsep, pengertian, ide, gagasan, yang terdapat dalam sebuah satuan ujaran, baik kata maupun satuan yang lebih besar. 

Sementara konotasi yang berkaitan dengan nilai rasa adalah adanya rasa senang atau tidak senang pada seseorang apabila mendengar atau membaca kata tersebut. 

Jika timbul rasa senang, kata tersebut memiliki nilai rasa menyenangkan atau positif. Jika timbul rasa tidak senang, kata tersebut memiliki nilai rasa tidak menyenangkan atau negatif.

"Kuah kosong" mengandung makna sial, tidak beruntung, apes, atau tidak mendapat sesuatu. Konotasinya negatif karena mengandung nilai rasa tidak menyenangkan bagi orang lain. "Kuah kosong" merupakan olokan atau umpatan kepada orang lain yang gagal atau apes.

Dalam contoh sebelumnya, cowok A berpacaran dengan cewek B tetapi justru menikahi cewek C. Selama bertahun-tahun cewe B menjalin cinta dan membangun mimpi dengan cowok A. 

Sayangnya si cowok kemudian justru menikahi cewek C. Artinya cewek B bernasib sial ibarat hanya mendapat kuah kosong dalam sebuah masakan. Cewek C sudah mengambil daging atau sayur dari masakan kuah tersebut. 

Begitu pula dengan contoh Manchester United dan Barcelona. Manchester yang mendapat tiket ke babak 16 besar seperti mendapat isi dari sebuah masakan berkuah. Barcelona yang kalah dan tersingkir cuma mendapat "kuah kosong". 

"Tacu"

Tacu alias wajan merupakan alat dapur untuk memasak atau menggoreng. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Kupang, orang sering menyerukan "tacu" kepada orang lain yang bernasib naas. Misalnya, saat Ferdi Sambo mendapat vonis hukuman mati atas pembunuhan Yosua Hutabarat, orang Kupang bilang, "Tacu! Tacu!", "Ferdi Sambo tacu", atau "Lu tacu".

"Tacu" biasanya menjadi seruan untuk orang yang harus menanggung akibat dari perbuatan jeleknya sendiri. Jika biasanya hanya daging, sayur atau bahan masakan yang masuk tacu, orang yang bersalah dan mendapat hukuman seolah masuk tacu juga. Jika seseorang masuk tacu, dia  harus menanggung panas dari api yang menyala-nyala. Tacu memiliki makna penderitaan sebagai konsekuensinya dari perilaku buruk seseorang.

Dalam pandangan masyarakat, tacu juga menggambarkan neraka di akhirat yang penuh dengan siksaan dan derita. 

Ungkapan "tacu" memiliki konotasi negatif juga karena mengandung nilai rasa yang tidak menyenangkan. Sering menjadi umpatan dari seseorang kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun