Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Awas! Teman Beracun Bisa Menjerumuskan dalam KDRT

9 Februari 2023   10:13 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:24 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi teman beracun/toxic.Gambar: istockphoto.com

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan tindakan kekerasan klasik yang sering terjadi dalam masyarakat.
Menurut UU RI Nomor 23 tahun 2004, KDRT adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Korban KDRT kebanyakan adalah perempuan yang merupakan seorang istri sedangkan pelakunya adalah laki-laki yang merupakan suami. Namun kadang juga istri sebagai pelaku dan suami menjadi korban. Korban KDRT kebanyakan perempuan sebagai akibat dari budaya patriarki dan relasi kuasa dalam rumah tangga.

Sebelum terjadi KDRT, biasanya ada suatu persoalan dalam rumah tangga terlebih dahulu yang menjadi pemicu kekerasan.
Saat terjadi masalah dalam rumah tangga, seorang suami atau istri tak jarang curhat kepada keluarga atau temannya. Orang yang mendengar curhatan tersebut lalu memberi saran atau solusi. Saran dari teman curhat terhadap masalah rumah tangga ada yang baik dan ada yang buruk. Ada saran yang bisa menyelesaikan masalah dan ada saran yang bisa memperbesar masalah rumah tangga.

Jika saran dari teman curhat kepada seorang suami atau istri itu baik, masalah dalam rumah tangga bisa terselesaikan. Namun jika saran itu buruk, seorang suami atau istri bisa saja terjerumus dalam tindakan KDRT terhadap pasangannya.

Misalnya seorang suami curhat kepada orang lain kalau istrinya suka menghabiskan uang untuk bergaya hidup mewah padahal mereka tergolong miskin. Orang tersebut lalu bilang, "Ah, istri seperti itu harus kau hajar saja biar dia kapok". Contoh lain, seorang istri curhat kepada temannya bahwa suaminya sering memukulinya. Teman curhat tersebut lalu berkata, "Saya kalau yang alami seperti itu, saya ambil parang atau pisau dan lawan dia".

Contoh di atas merupakan kenyataan yang sering muncul dalam masyarakat. Saat seseorang mengalami masalah rumah tangga, dia justru mendapat saran atau hasutan yang dapat masalah rumah tangganya. Perkataan dari orang lain atau teman tersebut justru bisa menjerumuskan seorang suami atau istri dalam kekerasan rumah tangga.

Teman curhat yang menyarankan atau menghasut untuk melakukan KDRT merupakan teman yang beracun (toxic). Teman beracun merupakan orang yang bukan memberikan saran yang menyelesaikan masalah rumah tangga temannnya tetapi justru menjerumuskannya dalam sebuah masalah. Teman beracun juga dapat membuat masalah recehan dalam rumah tangga menjadi masalah besar termasuk seperti KDRT.

Seorang suami atau istri harus bisa memfilter setiap saran atau perkataan dari temannya yang berkaitan dengan masalah rumah tangganya. Membuang saran yang buruk dan memakai saran yang baik untuk menyelesaikan sebuah masalah rumah tangga. 

Mempertimbangkan dampak baik dan buruk berbagai saran teman sebelum melaksanakannya. Orang yang memiliki masalah rumah tangga juga harus mewaspadai provokasi dari teman beracun. Provokasi itu bisa berupa hasutan untuk kekerasan dalam rumah tangga seperti menganiaya, menelantarkan bahkan membunuh.

Seorang suami atau istri juga jangan termakan olokan teman beracunnya. Misalnya seorang suami sedang bermasalah dengan istrinya tetapi dia tidak memukul istrinya.  

Teman dari si suami tersebut lalu mengoloknya sebagai suami takut istri, laki-laki penakut, dsb. Si suami yang termakan olokan dan hasutan temannya kemudian bisa saja melakukan kekerasan kepada istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun