Merah ini sinyal bahaya. Katanya sih gitu. Pertanda udah gawat. Setidaknya kudu diperhatikan lebih. Di lapangan hijau itu, jika kartu merahnya diacungkan di depan hidungmu, itu bermakna, "Kamu harus keluar segera! Sekarang juga!" Jadi ini serius. Wong udah  merah toh!
Tapi, eeit, tunggu dulu! Meski mungkin, merah itu akan tampakkan gairahmu, gembiramu, energimu, bahkan cintamu di sisi yang lain, namun tetaplah ia tak mengagetkan, karna udah terbiasa kau melihat api menyala, yang selalu dipandang merah, meski benarkah demikian warnanya?
Merah itu tebal, hidup. Simbolisasi kekuatanmu kah? Kamu pastinya pede banget ber-merah ria di tengah kerumunan yang berbeda. Percaya diri? Benarkah? Atau jangan-jangan terpaksa merah, terbelenggu identitas yang kadung udah nempel?
Sudahlah, gak usah lagi pusingkan merah ini. Toh udah melekat juga. Nyatu di dirimu. Biarin aja. Pastinya warna lain lain pun sama aja toh? Mau kuning kek, hijau lah, biru laksana langit, putih yang kayaknya suci, atau bahkan hitam kelam sekalipun, akan beragam asosiasi nya kan?
Kamu syukuri aja merah-mu. Itu lah dirimu bukan? Iya kah atau tidak? Mantapkan lah hati. Lagian, besok besok, atau kapanpun, bakal ada aja kok yang nanyain, "Merah-mu apa?"
Bintaro, siang hari, Juni 2019