Mohon tunggu...
Maulida Imania
Maulida Imania Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kontroversi Kata Pribumi

19 Oktober 2017   10:46 Diperbarui: 19 Oktober 2017   11:09 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.komunitashistoria.com

Beberapa hari ini dunia politik Indonesia sedang hangat-hangatnya membicarakan tentang dilantiknya gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Siapa lagi kalau bukan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pasangan nomor tiga ini berhasil mengungguli lawannya Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot.

Apa yang sangat menarik khalayak dari pelantikan gubernur dan wakil gubernur kemarin (16/10/2017)? Salah satunya adalah ucapan Anies Baswedan dalam pidato saat resmi dilantik menjadi gubernur. Apa yang salah dari pidato Anies Baswedan? Jika anda sudah mendengar fullpidato beliau memang terdengar biasa-biasa saja tidak ada yang aneh. Namun setelah dicermati ada ucapan beliau yang ternyata kata tersebut sudah dilarang digunakan sejak tahun 1998.

"Kita semua pribumi ditindas, dikalahkan, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri Indonesia", ucap Anies Baswedan.

Kata 'pribumi' maupun 'non pribumi' memang sudah tidak boleh digunakan oleh kepala daerah dan masyarakat sejak pemerintahan Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.

Saya disini tidak akan membahas antra pro dan kontranya. Saya lebih tertarik dengan alasan apa yang membuat kata pribumi dan non pribumi itu dilarang.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pribumi adalah penghuni asli; yang berasal dari tempat yang bersangkutan. Sedangkan menurut Wikipedia pribumi adalah setiap orang yang lahir di suatu tempat, wilayah atau negara, dan menetap di sana dengan status orisinal, asli atau tulen sebagai kelompok etnis yang diakui sebagai suku bangsa bukan pendatang dari negeri lainnya.

Dari pengertian di atas sudah jelas dituliskan bahwa pribumi adalah orang asli dan tulen dari negeri yang ditinggalinya. Jadi, mengapa istilah pribumi dan non pribumi dilarang digunakan? Menurut saya pribadi istilah pribumi akan mengkotak-kotakan masyarakat. Kita tahu penduduk Indonesia terdiri atas berbagai ras, suku, dan budaya. Tidak hanya orang-orang yang asli dan lahir di Indonesia yang menjadi penduduk Indonesia. Banyak keturunan Tionghoa, Arab, keturunan campuran dan negara-negara lain yang tinggal bahkan menjadi warga negara Indonesia.

Penduduk Indonesia sekarang ini sudah sangat kompleks. Dengan menggunakan istilah pribumi secara tidak langsung hal tersebut mendiskriminasi kelompok-kelompok tertentu.

Berkaitan dengan ucapan Bapak Anies Baswedan, saya tidak ingin berpendapat. Karena kita punya pemahaman masing-masing terkait ucapan beliau. Pro dan kontra pasti ada. Namun yang terpenting adalah bagaimana sikap kita menghadapi masalah tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun