Mohon tunggu...
Imananda Arifanny
Imananda Arifanny Mohon Tunggu... Administrasi - Content Writer

Not impress people, just wanna inspire them!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Suka Duka Menjadi Content Creator Media Online di Era Digital

14 Februari 2019   11:00 Diperbarui: 15 Februari 2019   22:40 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era digital seperti saat ini memungkinkan banyaknya profesi baru yang lebih menjanjikan. Melalui platform atau website yang bersedia memberikan lembaran rupiah dengan hanya mengunggah sebuah konten. 

Konten yang disajikan dapat berupa sebuah foto yang telah dipercantik dengan editing dan desain grafis kekinian, tulisan dan bahkan video. Para pembuat konten ini lebih sering disebut sebagai Content Creator.  Kedengarannya keren ya?

Content creator biasanya adalah orang-orang berjiwa kreatif dan paham terhadap apa yang sedang hitz di era-nya, berwawasan luas adalah sebuah keharusan bagi seorang pembuat konten. 

Dibalik kesibukannya yang selalu bersinggungan dengan perangkat canggih semacam gawai, laptop, kamera dan software- software editing, ternyata profesi ini menyimpan suka duka yang jarang terpikirkan oleh penikmat konten. 

Sebagai penikmat konten yang hanya membaca karya tulis seorang penulis online kita cukup membaca kata demi kata dan menyerap informasi dalam suatu artikel tanpa memikirkan bagaimana prosesnya seorang penulis bisa menuliskan berita yang faktual dan melalui riset terlebih dahulu, seorang penonton video di Youtube misalnya. 

Dia juga tidak akan capek-capek membayangkan betapa ribetnya mengambil sebuah gambar dari angle seperti apa, tata cahaya yang harus diatur sedemikian rupa, materi yang disajikan hingga proses pengeditan yang memakan waktu berjam-jam untuk sebuah video berdurasi belasan menit. Para pembaca dan penonton lebih sering mengkritisi hasil karya content creator dengan memberikan komentar negatif berupa kekurangan yang ada pada konten tersebut.

Duka lain yang dialami Content creator yaitu seorang penulis lepas di media online adalah mendapati karyanya dijiplak oleh orang lain tanpa sepengetahuannya, para plagiator ini biasanya meng-copy karya penulis lain kemudian dirombak sedikit lalu diakui sebagai hasil karyanya sendiri tanpa menyebutkan sumber "inspirasi" yang dia jadikan referensi. 

Kemalasan berpikir membuat mereka tidak merubah diksi dalam tulisannya sehingga terlihat begitu kentara bahwa sebenarnya karya yang ditampilkan tersebut adalah buah pikiran orang lain. 

Saya sendiri kaget begitu menemukan salah satu artikel saya yang sudah terbit di salah satu media online bisa dengan mudahnya diplagiasi orang lain. 

Bingung juga harus menegur atau melapor kepada siapa, karena memang tulisan yang beredar di media online tidak memiliki perlindungan hukum yang kuat sebagaimana buku terbitan penerbit kelas wahid.

Selain duka-duka tersebut ada juga sukanya menjadi seorang pembuat konten, yaitu apabila karya kita diterima oleh masyarakat, mendapatkan tanggapan positif dari penikmat konten dan dibagikan ramai-ramai karena dianggap menginspirasi. 

Semua rasa bahagia itu lebih besar ketimbang saat kita mendapatkan honor dari platform yang membayar kita. Sebagai pembuat konten yang berdedikasi, ada kalanya segi finansial bukan menjadi prioritas utama dalam berkarya. Karena sorotan utama mereka adalah bagaimana karya mereka bisa memberikan manfaat untuk para penikmatnya.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun