Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Singkong, Kentang, Ubi atau Talas? Mana yang Terbaik untuk Diabetes?

30 Desember 2021   10:52 Diperbarui: 1 Januari 2022   21:26 6987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Singkong, kentang, ubi dan talas (Foto: dokumen pribadi)

Halo semua sahabat dan kerabat, khususnya sesama diabetes yang bersemangat. Salam hebat dan juga salam sehat!

Orang dengan diabetes sering dianjurkan untuk mengurangi makan nasi. Konon, nasi sering dianggap sebagai satu jenis makanan yang menyebabkan seseorang terkena diabetes. Seberapa benar anggapan itu menurut kamu?

Anggapan itu tampaknya benar, apalagi kalau dilihat hanya dari diri seorang penyandang diabetes melitus tipe 2 seperti saya yang dulunya memang sangat suka makan nasi. Namun, anggapan itu adalah salah karena gaya hidup sehat yang buruk adalah penyebab utama sehingga seseorang menyandang diabetes melitus tipe 2. Gaya hidup sehat bukan hanya tentang makan nasi! Iya, 'kan?

Singkong, kentang, ubi dan talas adalah sama-sama merupakan tanaman umbi-umbian yang mengandung banyak karbohidrat. Karena itu, kalaupun konsumsi nasi harus dikurangi atau bahkan dihindari, tanaman umbi-umbian yang mana yang layak menjadi sumber karbohidrat terbaik sebagai pengganti nasi bagi orang dengan diabetes? Kalau kamu mau tahu, silakan terus baca tulisan saya ini sampai ke titik penghabisan.

= = =

Pagi ini, ketika saya menulis artikel ini, aneka burung terdengar berkicau dengan suara kicauan yang merdu. Kicauan burung-burung itu seakan mengekspresikan rasa gembira mereka atas datangnya sebuah hari yang baru.

Seperti burung-burung yang senang berkicau menyambut datangnya pagi yang baru, demikian pun saya bersemangat untuk menjalankan gaya hidup sehat.

"Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang." (Raja Sulaiman)

Walau saya bukan seorang ahli kesehatan, saya bukan dokter dan juga bukan ahli gizi, tapi saya ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang apa yang saya ketahui dan alami sebagai seorang penyandang diabetes. Saya ingin berbagi semangat dan inspirasi kepada kamu, khususnya sesama diabetesi. 

Saya ingin katakan bahwa dunia orang diabetes tidaklah segelap langit mendung di jelang hujan. Dunia orang diabetes masih indah seperti langit yang dihiasi pelangi setelah datangnya hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun