Halo teman semua. Salam sehat dan tetap semangat!
Suatu kali saya melihat Pak Kumis sedang duduk di atas sebuah bangku yang tersedia di mulut jalan buntu itu. Pak Kumis terlihat senyum-senyum sendiri. Matanya tertuju pada layar HP yang dipegang tangan kirinya. Sesekali jari jempol tangan kanannya menggesek dan menekan pada layar HP-nya itu. Apa yang membuat Pak Kumis tersenyum-senyum setiap kali jari jempol tangan kanannya menggesek atau menekan layar HP-nya itu?
Saya jadi kepo -- knowing every particular object -- pengen tahu banget tentang apa yang sedang diperhatikan Pak Kumis pada layar HP-nya itu. Kok sampai sebegitunya dia senyum-senyum sendiri? Saya pun menghampirinya.
"Cucu saya, Pak. Saya senang melihat foto-foto dan video cucu saya," kata Pak Kumis kepada saya sambil menunjukkan foto seorang anak kecil berseragam pramuka. "Baru dikirim ke saya oleh ibunya, anak saya yang kedua."
"Dia juara satu lomba baca puisi di acara peringatan Hari Pendidikan Nasional." Kata Pak Kumis dengan senyum bangga yang menghias bibirnya.
"Dia baca puisinya keren, Pak." Kata Pak Kumis lebih lanjut lagi. "Dia baca puisinya di rumahnya, tapi bisa didengar dan dilihat oleh guru-guru dan teman-temannya lewat HP dan computer."
"Ini lihat videonya, Pak." Pak Kumis menyodorkan HP-nya sambil menawarkan saya untuk melihat video cucunya yang membacakan puisi karya Taufik Ismail yang juga menjadi syair dari salah satu lagu religius yang dinyanyikan Bimbo.
Ada anak bertanya pada bapaknya. Karya Taufik Ismail.
Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa. Ada anak bertanya pada bapaknya, tadarus tarawih apalah gunanya.
Lapar mengajarmu rendah hati selalu, tadarus artinya memahami kitab suci, tarawih mendekatkan diri pada Ilahi.
"Keren banget, Pak. Hebat nih cucu, Pak Kumis," kata saya sambil mengacungkan jempol tangan kanan saya. Pak Kumis tersenyum, hatinya pasti berbunga-bunga. Kakek mana yang hatinya tidak senang ketika cucunya dipuji orang?