Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kelola Gejala Diabetes dengan "Intermittent Fasting"

31 Maret 2021   11:49 Diperbarui: 31 Maret 2021   15:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Halo teman-teman sesama diabetesi. Salam sehat dan tetap semangat.

Kita sudah sering mendengar dari kalangan medis, baik dokter ataupun ahli gizi, bahwa diabetes melitus tipe 2 adalah suatu gangguan metabolik kronis yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah sebagai akibat dari turunnya jumlah insulin yang dihasilkan sel beta di pankreas dan/atau adanya gangguan fungsi insulin.

Bingung yaak? Gak usah bingung, apalagi linglung. Itu sih hal yang biasa kalau kita baru belajar tentang sesuatu. Kita pelajari saja pelan-pelan secara bertahap sampai mantap sesuai dengan keberadaan kita sebagai orang awam di bidang kesehatan.

Yang penting kita ingat saat ini adalah bahwa kadar glukosa darah puasa di atas batas normal (> 126 mg/dL) adalah salah satu tanda untuk seseorang dinyatakan sebagai seorang penderita diabetes. Itu adalah sebuah tanda 'lampu merah' - bukan lagi lampu kuning - bagi seseorang untuk injak rem dan berhenti memasukkan karbohidrat ke dalam saluran pencernaan untuk sementara waktu tertentu.

Kalangan medis, baik dokter ataupun ahli gizi, sering mengatakan bahwa diabetes tidak dapat disembuhkan. Mereka juga mengatakan bahwa komplikasi diabetes adalah sungguh sangat mengerikan. Mengerikan? Iya, betul. Lho, kok bisa begitu? Yuk, kita coba saja telusuri jalan komplikasi diabetes yang dalam bayangan saya bagaikan jalanan yang berliku-liku banyak tikungan dan bertaburan kerikil-kerikil tajam.

Diabetes disebut sebagai 'mother of disease' - ibu dari segala penyakit. Berbagai organ tubuh mulai dari bagian kepala sampai ujung kaki akan menderita kelainan karena diabetes.

Mata bisa buta karena diabetes. Serangan jantung dan 'stroke' bisa datang tiba-tiba karena diabetes. Organ-organ pencernaan bisa terganggu karena diabetes. Gagal ginjal bisa terjadi karena diabetes. Disfungsi ereksi pada penis laki-laki bisa terjadi karena diabetes. Disfungsi seksual pada wanita bisa terjadi karena diabetes. Sensasi kesemutan pada kaki dan tangan akibat kerusakan saraf bisa juga terjadi karena diabetes. Karena itu, apa gak pantas kalau diabetes mendapat sebutan 'biang'nya banyak penyakit?

Sekali seseorang menyandang status diabetesi, maka status itu akan melekat terus sampai mati. Tapi itu bukan berarti bahwa dunia sudah kiamat bagi seorang diabetesi. Karena seorang diabetesi masih bisa memiliki kualitas hidup yang sangat berarti.

Dia masih boleh bermimpi..., dia masih mau melayani..., bahkan dia masih mampu 'berkelahi' ... untuk setiap orang yang dicintai.

Seorang diabetesi boleh saja berkelakar dengan mengatakan bahwa dia tidak sendirian menjadi korban cengkeraman penyakit diabetes ini. Seorang diabetesi boleh saja serius untuk mengatakan bahwa jumlah temannya sesama diabetesi justru bertambah setiap hari. Itu benar karena jumlah penderita diabetes diperkirakan akan terus bertambah tanpa henti.

International Diabetes Federation (IDF) mencatat bahwa pada tahun 2020 ada lebih dari 10,8 juta penderita diabetes di Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia akan meningkat hampir 55% menjadi sekitar 16,7 juta orang pada saat bangsa Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaannya pada tahun 2045.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun